“Di sana, kamu mendapatkan perawatan yang lebih baik, Sayang..”
“Di sini, aku dapat merasakan yang terbaik itu, Ma. Lingkungan yang mulai biasa aku pelajari di sini, sahabat yang sempat menjengukku, mereka membawakan hangat kehidupan, juga Nara yang menjagaku, dia menyayangiku, Ma. Banyak hal yang Nara berikan untuk anakmu ini. sesuatu tentang kehidupan. Makna cinta yang saling menghidupi.”
Ibuku tersenyum, kemudian memanggil Nara lebih mendekat.
“Nara, apakah kamu dapat menjamin kebahagiaan Dara? Saya tidak akan tinggal diam, jika Dara sampai tersakiti olehmu atau oleh lainnya. Kamu bersedia menjaganya?”
“Insya Allah, saya akan menjaga Dara dengan penuh Iman dan rasa amanah saya terhadap Tuhan.” Nara tersenyum lepas pada ibu dan aku.
Di Bulan Desember, Nara masih setia mempertahankan segi-segi kerapuhan yang kulihat di matanya ketika ia memandangku. Ia membuat ibuku tersenyum bangga padanya, untuk pertama kali kulihat senyuman ibuku yang berbeda. Lebih menawan. Dulu, kata-kata kecilku masih hangat sekali, “Mungkin, aku tidak akan pernah menikahi manusia di bumi kecil ini.”. Ibu memelukku lama, begitu juga aku sebaliknya. Ibuku akan pergi lagi setelah ini ke benua yang berbeda denganku, dan aku akan pergi lagi dari ruangan ini untuk terapiku yang kesekian kalinya.
Kail-kail kecil umpan dalam kehidupan
Berada dan mengikuti untuk saling mendapatkan
Makna-makna besar yang berlarian kecil
Di tengah samudera cinta-Nya
***