Mohon tunggu...
Afrilia Utami
Afrilia Utami Mohon Tunggu... -

talk less, doing better.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

LOT 7077

6 April 2012   13:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:57 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di lantai lima, wanita sendirian bersama kekasihnya

Kekasihnya juga sendirian menuliskan surat-surat senyap

Tapi tak hilang lebih cepat, dari sandar antara dekap langit

Dan bulan yang suka menggigit lebih legit, kita sepasang

Yang memiliki sepi yang sama.

Aku menuliskan itu untuk Nara, ia tersenyum memanggil namaku, Dara A. Anarosse. Katanya, aku serupa mawar putih dalam namaku. Ia berharap mawar itu jadi edelweiss yang mekar dalam keabadian. Tak pernah cukup dengan kemusim, karena ia abadi sekali pun ia harus turun dari syurga menuju bumi. Aku tersenyum lagi pada Nara. Mengapa ia senang sekali, tersenyum sambil mengajakku tersenyum. Aku orang yang sakit-sakitan seolah benar tak berhak tersenyum kembali. Seperti dulu-dulu. Duduk di atas rakit, menikmati sore. Katanya senja selalu tak pernah dapat terpetakan. Karena ia selalu berbeda menampilkan ragam keindahannya.

Dua pertanyaan cukup memeriah pesta sore ini

Sofa yang nyaman, dan mata-mata yang berkelindaan

Dalam hati yang merautkan ujung-ujung dari bahagia

Ia yang bernama cinta.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun