Mohon tunggu...
Adri Wahyono
Adri Wahyono Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Pemimpi yang mimpinya terlalu tinggi, lalu sadar dan bertobat, tapi kumat lagi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ustawka

7 Juni 2016   13:59 Diperbarui: 7 Juni 2016   14:08 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pasti bohong, pikirnya. Dalam sebuah pertarungan seseorang bisa terluka, atau bahkan mati, tapi mereka mengatakan itu seperti menunggu sebuah kencan? Aku tak percaya.

Turun dari bis, perasaan Lukasz semakin menjadi. Perjalanan mereka sekarang adalah perjalanan dengan kaki menuju tempat yang terlindung dari kemungkinan pertarungan ini tercium polisi. Ia berpikir, tempat itu pasti sangat mengerikan.

Anggota firm yang sudah berpengalaman dengan ustawka berjalan paling depan dan Lukasz berjalan tepat di belakang mereka. Ia tak ingin terlihat gelisah, ia ingin terlihat sama antusiasnya dengan mereka, atau bahkan lebih siap dari mereka.

Tapi yang terlihat di depan sungguh membuat kegelisahan Lukasz memuncak. Bandit-bandit Cracovia itu udah menunggu dan Lukasz merasa bahwa mereka jauh lebih banyak dan dalam hitungan beberapa detik kemudian semua seperti tak ingin membuang waktu lagi untuk pertarungan ini. Seruan untuk menyerang terdengar dari kawan-kawan di depannnya dan orang-orang yang telah menunggu mereka.

Rasa hormat adalah... Lukasz tak punya waktu lagi untuk mengingat kata-kata Krystyna, suasana sudah tak terkendali. Ia hanya ingat tentang kewaspadaan dan, buk, buk, buk!

Ia merasa gelap dan setengah sadar. Ia hampir tak ingat apa-apa lagi, bahkan tak ingat jika ia sudah menghabiskan delapan malam sebelum pertarungan ini untuk belajar Mixed Martial Art dari Krystyna dan sedikit menguasai beberapa gerakan dasar.

Ia bangkit dengan susah payah dan seseorang udah siap mengulangi apa yang baru saja dilakukan padanya. Lukasz yang tak siap kembali terjengkang dengan hidung mengucurkan darah. Pukulan kedua ini terasa sangat menyakitkan, tapi justru menyadarkannya bahwa ia tengah berada dalam sebuah pertarungan liar yang tak memberinya waktu untuk menunggu. Ia harus menyerang atau akan berakhir mengerikan.

Kesadaran itu pula yang membangkitkannya kembali. Ia ingat Mixed Martial Art-nya Krystyna yang terlupakan karena ketakutan yang tak diakuinya. Rasanya sulit untuk mencobanya karena pertarungan ini sungguh-sungguh brutal. Tapi ia mulai mencobanya dan berpikir untuk menceritakannya pada Krystyna apa pun yang terjadi nanti. Pasti Krys akan terenyum dengan manis seperti dalam beberapa malam terakhir ini.

Tiba-tiba Lukasz bersemangat ketika selintas senyum Krystyna terbayang. Senyum itu manis.

“Ayo, manis!” kata Lukasz pada seseorang yang menyeringai di depannya, tapi dalam hatinya ia membayangkan sebuah sesi latihan dengan Krystyna.

Cerita ini fiktif, kesamaan nama dan tempat hanya untuk memperkuat cerita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun