Mohon tunggu...
Adri Wahyono
Adri Wahyono Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Pemimpi yang mimpinya terlalu tinggi, lalu sadar dan bertobat, tapi kumat lagi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ustawka

7 Juni 2016   13:59 Diperbarui: 7 Juni 2016   14:08 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Sesi kedua?” tanya Lukasz.

“Sesi pertama sudah kita lakukan bukan? Kau seharusnya bisa mengambil banyak hal dari sesi pertama tadi.”

“Baiklah, manis. Sesi pertama aku sudah berdarah. Apa aku boleh berkeinginan untuk suatu hari mengalahkanmu?”

“Lakukan saja, jangan banyak bicara!”

------

Pertemuan firm Wisla dengan firm Cracovia dalam ustawka yang sudah disepakati akan berlangsung siang ini. Lukasz merasa dadanya penuh sesak dan ia tak bisa berhenti ingin kencing. Ia terus memikirkan apa yang akan bisa diperbuatnya dalam ustawka nanti. Kadang ia berpikir untuk langsung merangsek dan mendapatkan satu orang untuk dihajarnya, lalu segera melumpuhkannya dan mengejar yang lain. Tapi di waktu berikutnya ia membayangkan seseorang dari firm Cracovia mendapatinya dan menghajarnya sekuat tenaga.

Semakin lama, ia semakin tak yakin akan dirinya dalam pertarungan siang ini. Dan semakin hal itu ia pikirkan, semakin ia merasa ingin kencing. Apakah aku ketakutan? Pikirnya.

Tidak. Tak ada alasan untuk takut. Kehormatan firm lebih penting bahkan dari nyawanya sendiri. Firm telah memberi banyak hal padanya, saatnya ia berbuat hal penting untuk firm. Bukankah, Little Bearsendiri percaya padaku?

Tapi, rasa hormat? Ia teringat apa yang dikatakan Krystyna tentang rasa hormat. Sungguh berbeda dengan cara berpikir anggota firm bahwa semua ini untuk kehormatan firm. Untuk apa hormat pada firm musuh yang setiap saat tak pernah melakukan hal kecuali menghina mereka? Kehormatan adalah jika bisa menginjak mereka sampai mereka meminta ampun dan lari terkencing-kencing.

Di dalam bis yang membawa ia dan puluhan anggota firm Wisla menuju tempat rahasia yang disepakati, Lukasz tak juga bisa menenangkan kegelisahannya. Rasa ingin kencingnya semakin menjadi-jadi dan itu terasa sangat memalukan. Beberapa anggota firm lain tampak sangat siap dan antusias. Mereka saling membicarakan cara mereka menghajar bandit-bandit Cracovia nanti. Ia merasa hanya ia sendiri yang tak bisa bicara dengan santai.

Ini adalah ustawka pertamanya. Beberapa kawannya pernah bercerita pengalaman mereka dalam ustawka pertamanya. Kebanyakan mereka mengatakan bahwa mereka sangat bersemangat, tak ada seorang pun yang bercerita bahwa mereka gelisah dan terus merasa ingin kencing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun