"Myr, apakah kau ingat dimana kau menempatkan kalung masa kecilmu?" ucap Yuda
"Ya, aku selalu menyimpannya di tasku,sebentar," ucap Myra, dia pun segera merogoh kedalam tasnya dan diambillah sebuah kalung yang mirip dengan gambarnya
Myra memberikan kalung itu ke Yuda dan Yuda pun membuka kalung iu dan terlihatlah sebuah kunci namun tertanam dalam gambar, dengan berat hari Yuda menghancurkan kalung itu.
Prangg
Kaca kalung itu pecah dan menyisakan kunci serta tali kalungnya saja, tanpa pikir panjang Yuda memasangkan kunci itu ke kotak itu. Terbukalah kotak itu, dikotak itu terdapat banyak surat-surat tulisan tangan ibunya, satu persatu mereka baca surat itu. Sebuah kenyataan pun terbongkar, ibunya bukan menghianati ayahnya dengan pergi dengan laki-laki lain, itu hanya teman ibunya yang membatu ibunya pindah ke apertemen di Sulawesi, ibunya juga ingin berusaha membangun sebuah restoran di Sulawesi.
Kenyataan satu-persatu terungkap membuat Myra dan Yuda senang dan melupakan masa lalu yang pahit. Mereka berdua pun berterimakasih kepada Julian dan Jonathan karena telah menjaga rumah serta perusahaan ayahnya.
"Tuan Julian,terimakasih karena telah menjaga rumah ini dan perusahaan ayah," ucap Yuda
"Aku yang harus berterimaksih, jika kalian ingin tahu, aku awalnya hanya seorang pencuri kakap yang ditangkap ayah kalian,namun anehnya beliau bukannya memenjarakanku tapi malah memberikan pekerjaan dan membayarkan segala kebutuhan hidup keluargaku," ucap Julian sambil terkekeh kecil "karena Yuda usiamu sudah 18 tahun kan, kau harus belajar untuk menjadi pemimpin di perusahaan ayahmu," lanjut Julian kepada Yuda
"Ya, aku harus belajar keras agar hasil ayah dan Tuan Julian tidak sia-sia, namun sebelum itu, bolehkah aku meminjam uang untuk mencari ibu di Sulawesi?" ucap Yuda
"Tidak usah meminjam, aku lupa memberikan ini kepada kalian," ucap Julian smbil memberikan sebuah kartu hitam yang etrnyata peninggalan ayahnya
"baik terimakasih, kami akan kembali setelah menemukan ibu,kami pamit," ucap Yuda sambil menggandeng tangan Myra