"Heh udah jam setengah tiga aden".
"terserah akulah".
"Hehe". Si mbak kegirangan melihat anak dari majikan nya yang sudah di anggap seperti anak sendiri berhasil keluar dari keterpurukannya. Ini lah saat yang di tunggu dimana dengan teman dia akan berhasil melewati semua masalah hidup nya.
Bell berbunyi di jam enam kurang tiga puluh menit. Aku tidak ingin terus mengandalkan si mbak untuk membangunkan ku. Terus cepat-cepat ke kamar mandi mandi. Lalu turun ke bawah untuk sarapan.
"pagi aden".
"Pagi juga mbak". Sarapan kali ini memang sarapan seperti biasa yang tidak sama sekali timbul rasa bisa setiap menyantap nya. Memang ini makanan kesukaanku. Jadi mau di makan beberapa kalipun memang enak.
"Mbak aku berangkat".
".Ya hati-hati di jalan aden".
Hari ini memang aku sedikit semangat dengan kejadian kemaren yang memang akan terjadi kembali. Dapat mengobrol dengan mereka. Apalagi sekarang kan aku ikut eskul. Seperti biasanya di depan nunggu angkot lewat. Di pangkalan turun. Lalu berjalan kembali menuju sekolah lalu masuk kelas. Memang hari Senin setiap siswa seperti di wajib kan untuk datang lebih awal agar mereka tidak terlambat masuk sekolah. Seperti itu mungkin? Yang di perlihatkan oleh teman teman sekelas ku. Ahh tidak perubahan ternyata. Aku memang tidak boleh terlalu berharap kepada manusia. Mau ke kantin, jam istirahat ke satu ataupun ke dua dan sepulang sekolah engga ada sama sekali yang mengajak ku mengobrol dengan mereka.
Bell pulang pun berbunyi dengan aku berharap dengan bell ini di eskul nanti keadaan suasana ini tidak sama dengan suasana di kelas. Aku melihat Tasya sedang berjalan menuju Perpus dia sendirian. Aku mendekati nya dan memutuskan untuk ke perpustakaan bersama dia bareng-bareng. Seperti biasa di memang agak sedikit cuek entah apa yang membuat dia seperti itu sehingga dia tidak begitu tertarik kepada orang lain.
Di depan perpustakaan kami lihat Dito. Sedang membawa tumpukan buku. Aku membantu dia membawakan buku itu. Setelah di dalam perpustakaan aku tidak melihat Vira ketua kami? Kemana dia?