1. Tarekat Qadiriyyah
     Qodiriyah adalah nama perkumpulan yang didirikan oleh Syekh Muhyidin Abu Muhammad Abdul Qodir Jaelani Al Baghdadi (1077-1166M). Tuntutan Qodiriyah ini dikenal serbaguna, maksudnya apabila seorang siswa telah sampai pada derajat syekh, maka siswa tersebut tidak mempunyai janji untuk tetap mengikuti pola pendidiknya. Bahkan yang lebih baik lagi, dia mampu mengubah majelis lain menjadi miliknya.
      Syekh Abdul Qodir, seorang alim dan zahid, bernama qutubul'aqtab, awalnya seorang ahli fiqih ternama dalam pemikiran Hambali, kemudian, pada saat itu, mengalihkan energinya untuk mempelajari tarekat dan intisari pemberian kesucian dan petunjuk bahwa tidak persis sama dengan kecenderungan biasa.
Ajaran Syaikh 'Abd al-Qadir :
1) Taubat
     Permintaan maaf adalah kembali kepada Allah dengan terlebih dahulu mengakui dosa kekalnya kemudian melaksanakan segala perintah Allah. Syekh 'Abd Qadir meyakini penyesalan terlihat seperti air yang membunuh racun, begitu juga dengan sentimen perdamaian yang menghapuskan kezaliman dan kemerosotan yang menjijikkan. Menurut Syaikh 'Abd al-Qadir Jilani, ada dua jenis penebusan: penyesalan, yang melibatkan pengembalian kebebasan individu kepada pemiliknya, dan permintaan maaf, yang melibatkan keistimewaan Allah.
2) Zuhud
    Secara etimologis, zuhud adalah zahada fihi, wa zahada 'anhu, dan wa zhadan, yang secara eksplisit menjauhinya dan meninggalkannya karena dianggap celaka atau menjauhinya karena buruk.
3) Tawakal
     Tawakal mengisyaratkan penyerahan diri (dalam bahasa Arab, tawakkul), yang merupakan salah satu sifat baik yang harus dimiliki seorang ahli sufi.
4) Syukur