Mohon tunggu...
Achmad Fahad
Achmad Fahad Mohon Tunggu... Penulis - Seorang penulis lepas

menyukai dunia tulis-menulis dan membaca berbagai buku, terutama buku politik, psikologi, serta novel berbagai genre. Dan saat ini mulai aktif dalam menghasilkan karya tulis berupa opini artikel, beberapa cerpen yang telah dibukukan dalam bentuk antologi. Ke depan akan berusaha menghasilkan karya-kerya terbaik untuk menambah khasanah literasi di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Misteri Hilangnya Dua

26 Mei 2024   16:12 Diperbarui: 26 Mei 2024   16:53 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

   Pak Tatang segera menghabiskan teh-nya lalu bangkit dari tempat duduknya dan berjalan masuk ke dalam rumah untuk memberi tahu istrinya tentang situasi yang sedang dihadapi Pak Hassan. Pak Tatang juga meminta izin kepada istrinya karena akan pergi meninggalkan rumah untuk melakukan rapat darurat di aula Desa Mojorejo malam ini. Setelah kembali dari dalam rumah, Pak Tatang segera mengajak Pak Hassan untuk segera berangkat guna mempersingkat waktu yang sangat berharga.

   Akhirnya Pak Tatang dan Pak Hassan berjalan bersama meninggalkan rumah dan langsung menuju ke aula Desa Mojorejo untuk mengadakan pertemuan darurat dengan warga desa guna meminta bantuan untuk mencari keberadaan Dimas dan Rifki. Berdiri di ambang pintu rumah yang terbuka, istri Pak Tatang dengan raut wajah khawatir memandangi kepergian suaminya ke aula Desa Mojorejo, dalam hati ia berkata "Semoga sesuatu yang buruk tidak terjadi kepada anak Pak Hassan dan Pak Suryo" lalu kembali menutup pintu dan menguncinya kembali.

***   

Malam itu aula Desa Mojorejo tidak seperti hari-hsri biasanya yang terlihat sepi dan suram ketika malam tiba. Akan tetapi malam ini suasananya sungguh berbeda, aula Desa Mojorejo telah disesaki oleh warga desa yang sebagian terlihat duduk di kursi, ada juga beberapa warga desa yang berdiri dengan pandangan bingung dan bertanya-tanya dengan situasi yang tidak biasa ini. Ada desas-desus yang menyebar di antara warga desa mengenai terjadinya sesuatu yang buruk, sehingga membuat bapak kepala desa sampai harus mengumpulkan warga desa pada malam ini.

   Duduk di depan sambil menghadap kerumunan warga yang telah memenuhi aula Desa adalah Pak Tatang selaku kepala desa dan di kiri-kanannya duduk para perangkat Desa Mojorejo. Dengan seksama Pak Tatang memperhatikan kerumunan warga desa yang telah memenuhi aula desa dan mendapati tatapan dari warga yang hadir dipenuhi dengan raut kebingungan serta penasaran dengan semua ini. Dan sebentar lagi Pak Tatang akan menyampaikan sebuah berita buruk yang belum pernah terjadi sebelumnya di Desa Mojorejo. Pak Tatang menoleh ke sebelah kanan, dan mendapati salah satu orang kepercayaannya menganggukkan kepala tanda inilah saatnya rapat dimulai.

   Sebelum bangkit berdiri, Pak Tatang memejamkan mata sejenak sambil menarik napas dalam-dalam untuk meredakan ketegangan yang semakin lama semakin meningkat. Barulah setelah itu, Pak Tatang bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan menuju ke podium yang berada di samping kanan, dan dengan tenang mulai menyampaikan berita yang akan membuat gempar Desa Mojorejo malam ini.

   "Assalamualaikum dan selamat malam kepada seluruh warga yang telah dengan sukarela berkumpul di aula Desa Mojorejo. Sebelumnya saya sampaikan terima kasih banyak telah berkenan hadir di aula ini dengan pemberitahuan yang begitu singkat. Saya terpaksa harus mengumpulkan para warga karena ada sesuatu yang genting dan mendesak untuk segera kita pecahkan," kata Pak Tatang membuka pertemuan ini, lalu memberi jeda sejenak agar kata-katanya dapat diserap oleh seluruh warga desa yang hadir. Kemudian Pak Tatang kembali melanjutkan ceritanya. "Dengan berat hati saya harus menyampaikan sebuah berita buruk ini kepada seluruh warga Desa Mojorejo yang hadir di sini. Malam tadi saya sedang bersantai bersama istri dan kedua anak saya sambil melihat acara televisi. Tiba-tiba Pak Hassan datang ke rumah saya dan bercerita mengenai keberadaan anaknya juga anak Pak Suryo yang belum kembali ke rumah sejak bermain tadi sore," ujar Pak Tatang menutup ceritanya.

   Seketika aula Desa Mojorejo berubah gaduh setelah mendengar cerita yang baru saja disampaikan oleh bapak kepala desa. Terdengar suara-suara dari warga desa yang mulai berspekulasi mengenai berbagai kemungkinan yang membuat Dimas dan Rifki belum juga pulang ke rumah hingga saat ini. Mulai dari hal yang mistis hingga aksi kejahatan berupa penculikan yang menimpa anak Pak Hassan juga Pak Suryo. Di tengah-tengah keriuhan suara warga yang memenuhi aula rapat, terlihat salah seorang warga mengangkat sebelah tangannya, lalu berbicara menyampaikan pendapatnya dalam masalah ini.

   "Kalau saya boleh tahu, di manakah posisi terakhir saat kedua anak itu masih terlihat?" tanyanya.

   Mendengar pertanyaan dari salah satu warganya, Pak Tatang segera mengangkat kedua tangannya untuk menenangkan warga yang saat ini memenuhi aula desa sebelum menjawab pertanyaan yang baru saja disampaikan serta melanjutkan ceritanya. Ketika suasana aula desa telah kembali tenang, Pak Tatang dapat merasakan adanya atmosfer ketegangan dari wajah-wajah yang saat ini tengah memenuhi aula d\Desa Mojorejo.

   "Dari cerita yang disampaikan Pak Hassan kepada saya," ujar Pak Tatang memulai, "selepas pulang dari sekolah, Dimas meminta izin kepada ibunya untuk bermain bersama Rifki pada sore hari. Setelah itu keberadaan Dimas dan Rifki tidak pernah diketahui lagi hingga saya menyampaikan berita buruk ini kepada para hadirin yang hadir malam ini," pungkas Pak Tatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun