Mohon tunggu...
Achmad Fahad
Achmad Fahad Mohon Tunggu... Penulis - Seorang penulis lepas

menyukai dunia tulis-menulis dan membaca berbagai buku, terutama buku politik, psikologi, serta novel berbagai genre. Dan saat ini mulai aktif dalam menghasilkan karya tulis berupa opini artikel, beberapa cerpen yang telah dibukukan dalam bentuk antologi. Ke depan akan berusaha menghasilkan karya-kerya terbaik untuk menambah khasanah literasi di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Misteri Hilangnya Dua

26 Mei 2024   16:12 Diperbarui: 26 Mei 2024   16:53 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

   Hujan badai yang sebelumnya sempat mengguyur Desa Mojorojo akhirnya reda ketika waktu telah mendekati tengah malam. Dengan sangat terpaksa, bapak kepala desa akhirnya membatalkan rencana melakukan proses pencarian pada malam ini karena sudah tidak memungkinkan lagi, dan meminta kepada seluruh warga yang berada di dalam aula desa untuk segera pulang ke rumah masing-masing untuk beristirahat. Karena esok pagi pencarian akan dilakukan dengan kekuatan penuh dan serentak guna menemukan keberadaan kedua anak yang tengah hilang entah ke mana. Akhirnya para warga desa yang sebagian sudah terlihat kelelahan dan mengantuk mulai berjalan meninggalkan aula desa menuju ke rumah masing-masing. Dan orang terakhir yang pergi meninggalkan aula desa serta mengunci pintunya adalah Pak Tatang. Di malam yang dingin serta berselimut mendung tebal Pak Tatang berjalan seorang diri menyusuri jalanan desa yang becek sambil merenungkan kejadian belum pulangnya Dimas dan Rifki ke rumah.

***   

Empat hari telah barlalu sejak dimulainya proses pencarian secara besar-besaran untuk menemukan keberadaan Dimas dan Rifki. Akan tetapi, sampai sejauh ini proses pencarian kedua anak yang hilang belum membuahkan hasil yang diinginkan dan sepertinya tidak mengalami kemajuan yang berarti. Padahal seluruh area sampai sudut-sudut desa yang terpencil, tidak ketinggalan tempat-tempat yang jarang dikunjungi warga desa telah disisir dengan seksama. Tetap saja tidak ada petunjuk sekecil apa pun yang dapat menjelaskan hilangnya Dimas dan Rifki dari Desa Mojorejo.

   Pada malam keempat pencarian, kepala desa seperti biasa mengadakan evaluasi juga mendiskusikan langkah selanjutnya yang akan diambil mengenai hilangnya Dimas dan Rifki secara misterius. Pada rapat malam ini yang dihadiri hampir seluruh warga Desa Mojorejo yang telah ikut membantu dalam melakukan proses pencarian secara sukarela. Bapak kepala desa sangat ingin mengetahui kemajuan yang telah dicapai pada hari ini.

   "Selamat malam bapak-bapak sekalian," kata bapak kepala desa membuka rapat. "Saya sampaikan terima kasih banyak atas bantuan tenaga, pikiran, juga waktu yang telah diberikan dalam melakukan upaya pencarian selama empat hari ini. Pada rapat kali ini, saya ingin mengetahui perkembangan yang telah dicapai sejak dimulainya pencarian pada pagi hari tadi hingga berakhirnya upaya pencarian pada sore hari. Untuk itu saya ingin mendengar laporan dari ketua regu satu tim pencari. Untuk waktu dan tempat saya persilakan."

   ketua regu satu tim pencari segera bangkit berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menuju ke podium yang berada di depan ruangan. Seketika ruang rapat menjadi hening, karena seluruh warga desa yang hadir di aula ingin mendengar apa yang akan disampaikan.

   "Selamat malam bapak kepala desa dan seluruh warga desa yang berkumpul di aula malam ini," kata ketua regu satu tim pencari mulai menyampaikan laporannya. "Izinkan saya menyampaikan laporan hasil pencarian pada hari keempat ini. Dengan berat hati saya sampaikan kepada bapak kepala desa dan juga kepada seluruh warga desa, bahwa sampai saat ini masih belum ditemukan adanya tanda-tanda keberadaan Dimas dan Rifki. Saya selaku ketua regu satu tim pencari telah berusaha semaksimal mungkin melakukan upaya pencarian dengan mendatangi tempat-tempat yang sekiranya kami duga menjadi tempat tujuan Dimas dan Rifki bermain." Ketua regu satu tim pencari kembali diam sesaat sebelum melanjutkan pemaparannya. "Namun sampai sejauh ini, kami belum berhasil menemukan tanda-tanda keberadaan Dimas dan Rifki, seolah kedua anak ini hilang begitu saja bagai di telan bumi tanpa meninggalkan jejak sama sekali." Seketika aula rapat menjadi semakin sunyi, ditambah dengan atmosfer ketegangan yang semakin lama terasa semakin memuncak setelah mendengar laporan dari ketua regu satu tim pencari. "Oleh karena itu," kata ketua regu satu tim pencari melanjutkan, "semua keputusan saya serahkan kembali kepada bapak kepala desa selaku penanggung jawab dari proses pencarian ini. Demikian laporan saya kepada bapak kepala desa, juga kepada seluruh warga desa yang hadir di aula rapat malam ini. Dan satu hal lagi, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua warga yang hadir di sini karena saya belum berhasil menemukan keberadaan Dimas dan Rifki." Setelah selesai menyampaikan laporan yang ditutup dengan permohonan maaf, ketua regu satu tim pencari berjalan meninggalkan podium dengan raut wajah sedih dan kembali menuju ke tempat duduknya.

   Rapat malam ini dikhususkan untuk mendengarkan laporan hasil pencarian dari ketua regu dua, tiga dan empat. Dari semua laporan yang telah disampaikan sejauh ini kepada bapak kepala desa, juga kepada seluruh warga desa yang hadir di aula rapat malam ini. Dapat disimpulkan bahwa, sampai sejauh ini belum ada hasil yang signifikan dan sepertinya keempat regu pencari semuanya menemui jalan buntu. Oleh karena itu, bapak kepala desa harus segera mengambil keputusan tentang bagaimana kelanjutan upaya proses pencarian dari Dimas dan Rifki ini.

   Setelah semua regu selesai menyampaikan laporannya, kini giliran bapak kepala desa yang berjalan menuju ke podium untuk menyampaikan sebuah keputusan sulit yang harus diambil dalam situasi ini.

   "Bapak-bapak sekalian. Kita semua telah mendengar laporan pencarian dari keempat regu pencari yang dibentuk untuk melakukan upaya pencarian guna menemukan keberadaan Dimas dan Rifki yang hilang entah ke mana. Kita semua telah mengetahui dan mendengar bersama dari laporan yang disampaikan tadi, bahwa keempat regu yang melakukan upaya pencarian sampai hari keempat tidak menemukan kemajuan yang berarti dan sepertinya selalu menemui jalan buntu. Kejadian ini sungguh pelik bagi saya selaku kepala desa, terlebih kepada keluarga korban yang selama ini menanti dengan harap-harap cemas hasil dari upaya pencarian ini. Setelah mempertimbangkan dengan seksama berbagai faktor yang ada, dengan berat hati, saya mengambil keputusan untuk menghentikan sementara upaya pencarian terhadap hilangnya Dimas dan Rifki sampai ditemukan tanda-tanda yang bisa menuntun dipecahkannya masalah ini. Keputusan ini pasti berat diterima oleh keluarga korban, tetapi saya selaku kepala desa akan selalu siap jika dibutuhkan untuk melakukan upaya pencarian kembali." Bapak kepala desa berhenti sejenak sambil memandang kepada seluruh warga yang memenuhi aula Desa Mojorejo. Terlihat wajah-wajah dengan raut kesedihan mendengar keputusan yang baru saja diambil. Kemudian bapak kepala desa kembali melanjutkan kata-katanya, "demikian informasi serta keputusan sulit yang dapat saya sampaikan kepada seluruh warga desa yang telah hadir di aula desa, dan saya selaku kepala Desa Mojorejo memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kekurangan selama memimpin upaya pencarian terhadap hilangnya Dimas dan Rifki. Akhirnya, rapat malam ini saya tutup dan saya sampaikan terima kasih banyak," pungkas bapak kepala desa dengan raut wajah penuh kesedihan.

   Setelah bapak kepala desa menutup rapat dan turun dari podium, barulah warga yang sejak awal berkumpul di dalam aula Desa Mojorejo mulai berangsur-angsur meninggalkan ruang rapat untuk kembali ke rumah masing-masing. Tidak begitu lama, aula Desa Mojorejo yang sebelumnya penuh dengan warga desa kini terlihat kosong dan sepi. Hanya ada dua orang yang tengah duduk diam sambil tenggelam dengan pikirannya masing-masing. Keheningan aula Desa Mojorejo malam itu seakan menjadi saksi bisu dari sebuah peristiwa menghilangnya dua anak secara misterius hingga akhirnya menjadi sebuah tanda tanya besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun