Pelabuhan Tahoku merupakan pelabuhan utama bagi speed boat dan kapal-kapal kecil dari pesisir barat Hoamual, atau bisa dikenal dengan sebutan "19 Dusun".Â
Tahoku tidak hanya berfungsi sebagai tempat berlabuh, tetapi juga simpul perjumpaan lintas budaya di Jazirah Leihitu, Pulau Ambon, dan sekitarnya. Hampir semua pelayaran menuju 19 Dusun melewati pelabuhan ini.
Pelabuhan ini dilengkapi dengan sebuah dermaga kecil yang memanjang dan menjorok ke laut sejauh kira-kira 50 meter berbentuk huruf T. Panjang ujungnya sekitar 20 meter dan lebar 4 meter.Â
Ruas jalan dermaga sekitar 3 meter, maka gerobak mudah membawa barang ke speed boat atau sebaliknya membawa barang dari kapal ke mobil. Â
Saya menyaksikan bahwa sejak pagi dermaga sudah ditempati oleh warga setempat untuk memancing ikan. Mereka menggunakan alat pancing biasa dari tasi dan kail yang digulung pada sebatang kayu.Â
Umpannya diambil dari ikan-ikan kecil yang ada di sana. Ada yang menggunakan seekor ikan yang masih hidup, lalu dikaitkan dengan matakail, lalu dilembar sejauh antara 5 hingga 15 meter dari dermaga.Â
Ada pula yang memotong ikan-ikan itu berukuran kecil yang dikaitkan pada mata kail lalu dibuang sekitar dermaga. Bila ada yang berhasil mendapatkan ikan, maka yang lain memberikan sorak-ria. Itulah kondisi dermaga di pagi hari.
Lalu, mulai kira-kira pukul 09.00 WIT speed boat dari Jazirah Hoamual berdatangan. Begitu pula mobil-mobil yang membawa penumpang dan barang dari Kota Ambon juga tiba di kawasan ini.Â
Bahkan, saya melihat beberapa mobil sudah parkir di sana sejak pagi, sebelum speed boat tiba. Buruh0buruh pelabuhan juga bersiap. Sambil menunggu speed boat tiba, biasanya mereka duduk berbincang dengan siguhan kopi dan snak.Â