Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dongeng | Raja Maruk yang Murka

10 Mei 2018   15:37 Diperbarui: 26 Mei 2019   14:15 1232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sangat mengganggu!"

"Ulat menyuburkan tanah buat pohon, lalu pohon menghadiahinya buah."

"Aku tidak peduli," sergah Raja. "Besok tidak boleh ada ulat lagi di taman ini!"

"Baik, Baginda!"

***

TIBALAH MUSIM berburu yang selalu ditunggu-tunggu oleh Raja. Ditemani pasukan khusus dan Patih Patuh, ia memasuki kawasan hutan. Patih sangat hafal kawasan berburu yang aman. Raja berburu sampai hatinya senang. Rusa dan buruan lainnya dibawa ke tenda. Koki segera beraksi, tetapi Raja marah-marah.


"Aku ingin memasak buat kalian," katanya.

Koki dan anak buahnya menyingkir jauh-jauh. Mereka tidak ingin melihat Raja Maruk murka. Patih geleng-geleng kepala. Tiba-tiba terdengar teriakan dari Tenda Kenyang. Patih dan Koki segera ke sana. Ternyata jempol tangan kiri Raja terpotong saat beliau mengiris-iris daging rusa. Ia marah-marah.

Patih buru-buru mencari Tuan Tabib. Setelah berkeringat dingin, setelah mencoba banyak cara, jempol Raja tidak bisa disatukan kembali. Tuan Tabib ketakutan melihat Raja murka. 

Dengan tenang, Patih berusaha menghibur Raja. "Baginda tidak usah marah atau sedih."

Raja tercengung. "Kenapa?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun