Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dongeng | Raja Maruk yang Murka

10 Mei 2018   15:37 Diperbarui: 26 Mei 2019   14:15 1232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mereka mencari, Baginda," tutur Patih dengan nada pelan, "kitalah yang mencuri tanah, rumah, dan makanan mereka. Kita bangun kota di atas perumahan mereka."

"Bodoh amat!"

Raja Maruk seorang raja yang ambisius. Dengan balatentara yang dahsyat ia merajalela. Kerajaan kecil diluluhlantakkan, kerajaan besar dihancurleburkan. Satu-satunya wilayah yang belum ditundukkan adalah Hutan Tak Bertuan. Sekali waktu ia kerahkan pasukan, namun pasukannya dipukul mundur oleh suku-suku yang menguasai hutan.

Pada akhir musim hujan lalu, Raja mengerahkan rakyat untuk membuka tepi hutan menjadi Ibu Kota baru. Pohon-pohon ditumbangkan. Rawa-rawa ditimbuni tanah. Gedung-gedung megah dibangun, istana mewah didirikan. Setahun kemudian, hutan berhasil disulap menjadi kota yang ramai.

Pagi ini beliau murka karena sekawanan semut menguasai jendela.

***


RAJA MARUK tersenyum puas di singgasana. "Masih ada yang kurang, Patih?"

"Masih ada, Baginda." Patih Patuh menunduk melihat Raja mengerutkan kening. "Kita belum punya Perpustakaan Agung. Kerajaan Kenang, yang terakhir kita taklukkan, sudah lebih dulu maju...."

"Apa gunanya perpustakaan" timpal Raja. "Peperangan butuh senjata dan peluru."

"Buku itu senjata sekaligus peluru!"

"Tapi tidak langsung membunuh!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun