"Kita butuh pengetahuan, Baginda."
Raja Maruk manggut-manggut. "Kalau begitu Patih pimpin Proyek Perpustakaan Agung. Sita semua  buku bermutu di kerajaan. Angkut manuskrip prosa dan puisi dan naskah kuno  ke perpustakaan kita. Kerahkan ilmuwan dan sastrawan agar ikut Proyek Penulisan Buku!"
"Honornya?"
"Tidak ada honor. Mereka harus berbakti!"
Sabda Raja Maruk adalah segala-galanya. Tidak boleh dibantah.
***
PERPUSTAKAAN AGUNG telah berdiri megah di sisi barat Istana Senang. Setelah seluruh buku bermutu diangkut dan ditata dengan baik, setelah ilmuwan dan sastrawan melahirkan mahakarya, Raja Maruk melakukan inspeksi. Ia marah-marah melihat sekawanan rayap di pojok utara Ruang Buku Sastra.
"Dari mana rayap itu?"
"Dari hutan yang kita babat, Baginda."
"Mereka mencari pengetahuan?"
Patih menggeleng. "Mencari pohon."