Mereka berdua bertemu, berpelukkan. Sambil tangan berpegangan mereka menari. Ladang bunga matahari tak lelahnya mengiringi tarian mereka dengan lagu-lagu yang ceria. Ketika Shelly terjatuh karena salah melangkah pun ladang berubah cepat menjadi bantal empuk bunga-bunga. Shelly senang, sebab tak merasa sakit, ajaib!
Mereka berdua menari, menyanyi menembus ladang waktu bersama kenangan. Sepanjang parit-parit lembayung muda, Lavender menyambut mereka tanpa sungkan. Aromanya membuat jiwa demikian kaya dan terkenal. Kidung-kidung sonata tak berujung berlantun sahut menyahut. Shelly dan Mira terus menari.
‘’Sepertinya aku kenal kamu Mira.’’
Mira menganggukkan kepalanya, menunduk dan memegang kedua pipi Shelly dengan kedua tangannya. Mata Mira tajam menembus benak Shelly.
Baru kali ini Shelly melihat dalam mata Mira, pantulan bayangan dirinya sendiri. Dia berdiri di sana.
‘’Apakah aku kenal kamu?’’ tanya Shelly.
Sekali lagi Mira menganggukkan kepalanya, kali ini dengan senyum yang manis dan teduh.Â
‘’Iya, kamu adalah aku Shel, dan aku adalah kamu,’’ suara lembut Mira berkata.
Shelly mencium nafas yang keluar dari mulut Mira, harumnya begitu ia kenal. Ketika memegang tangan Mira pun, Shelly mengenal denyut nadi tangannya. Gema suara Mira seperti getar suara yang tak asing, yang pernah ia kenal siang dan malam. Bahkan getarnya sampai di dalam kamar jantung Shelly, denyutnya sama persis seperti yang ia rasakan selama ini.
‘’Mira, pernahkah dulu kita bertemu?’’Â
‘’Iya,’’ kerling mata Mira menjawab keinginan tahuan Shelly.