Di atas ladang rumput Shelly melayang, Â kemudian cepat hidungnya menyentuh pucuk bunga-bunga jagung. Harum ladang jagung milik Jos, sudah tercium aromanya.
Di sebelah sana, ladang bunga matahari. Terlihat, semua berdansa riang dengan cahaya lampu yang begitu terang dan banyak.Â
‘’Hai,’’ sapa kembang matahari, senyumnya lebar dengan gigi yang putih. Dan matanya  bersinar seperti cahaya matahari.
Shelly mengulurkan tangan, memperkenalkan diri. Tiba-tiba saja mereka menarik tangannya ramai-ramai.
‘’Hai, mari kita menari,’’ bujuk mereka.
Begitu menyenangkan suasananya, Shelly merasa bahagia. Belum pernah ia diajak ramai-ramai begini, apalagi untuk menari.Â
Mata Shelly bisa melihat apa saja, dimana saja. Kakinya yang panjang dan lentur itu bisa meloncat sepanjang yang ia suka. Pucuk cemara yang tinggi pun bisa ia capai. Saking senangnya Shelly meloncat jauh kemana saja ia suka. Dan dimanapun ia berada selalu penuh dengan lampu yang terang.
‘’Shelly,’’ seseorang dari kejauhan memanggil namanya.Â
Bermula bayangan yang hitam seakan tak dikenal. Tetapi, tiba-tiba saja Shelly mengenalnya.
Dari kejauhan bayangan itu datang menghampirinya dengan cepat, dan kini Shelly bisa melihatnya dengan jelas. Ah, cantiknya dia. Wajahnya pernah ia lihat, tetapi dimana?
‘’Mira,’’ sapa Shelly dengan gembira.