Dahulu diriku pernah bermimpi untuk menjadi seorang analis kimia pada masa SMK. Karena memang pada saat bangku SMK, aku memilih jurusan yang berkaitan dengan kimia. Betapa kagumnya ketika aku melihat seseorang mencampur dua bahan yang berbeda menghasilkan warna, endapan dan gas yang beraroma setelahnya.
Aku pun bersungguh-sungguh mempelajari semuanya tentang kimia. Berbagai kesempatan untuk meraih sertifikasi pun aku lakukan demi bisa mewujudkan mimpiku itu, termasuk bahasa Inggris. Ya walaupun masih setengah-setengah, tapi setidaknya itu bisa menjadi modal untuk menjadi seorang analis terkenal.Â
Namun perlahan dunia mengajarkanku bahwa tidak semua yang diimpikan itu dapat diwujudkan. Reaktivitas kimia antara impianku dengan situasi dan kondisi yang tidak mendukung membuatku berhenti melangkah. Semuanya telah terangkum dan telah dibukukan dalam karya pertamaku sebelumnya.
Sampai akhirnya muncul sebuah ide yang tidak terduga untuk diriku menjadi seorang analis tentang kehidupan, termasuk percintaan. Meskipun diriku sering gagal dalam hal ini, namun aku tertarik untuk mencobanya perlahan. Ide ini pula menyadarkan diriku bahwa untuk menjadi seorang analis tidak harus memakai APD ( Alat Pelindung Diri ), bercengkrama dengan bahan kimia ataupun bekerja di laboratorium khususnya. Namun seorang analis juga punya cara sendiri untuk menjadikan dunia sebagai bahan analisisnya.
Analis BenCi
Momen Hari Raya, Awal Tanda Tanya
Sebuah malam yang masih membekas di benak diriku, saat aku mulai jujur tentang semuanya. Malam yang penuh dengan suka cita menyambut hari kemenangan besok. Seperti reaksi pembakaran sempurna antara bahan bakar dengan oksigen, malam itu ku lewati dengan baik dan sempurna penuh ketenangan. Aku berhasil membuatnya penasaran tentang karya tulis pertama yang khusus ku persembahkan untuknya. Malam itu pun aku berjanji untuk menjadikan replika karya tulis ku sebagai hadiah ulang tahun untuknya.
Jarak antar partikel pada zat gas sangat berjauhan, sehingga gaya tarik menarik antar partikelnya sangat lemah. Seperti itu juga, meskipun jarak antara kami sangat berjauhan, diriku pun meminta alamatnya sebagai tanda keseriusan bahwa aku benar-benar ingin mengirim hadiah itu. Aku lakukan hal itu agar gaya tarik menarik antara kami tetap kuat.Â
Lebaran tahun ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Banyak orang yang menyediakan tempat cuci tangan dan sabun didepan rumahnya. Diriku tinggal dirumah keluarga yang tertua, jadi wajar jika hari pertama lebaran biasanya ramai tamu berdatangan.
Bagaikan ikatan kovalen pada ikatan kimia antar atom, ternyata dalam keadaan bersahabat dengan pandemi sekalipun tidak menyurutkan antusias suasana berlebaran bersama keluarga, meskipun ada yang tidak dapat hadir karena berbeda pulau. Lewat komunikasi virtual lah kami kembali menyambung silaturahmi dengan mereka yang jauh disana. Melepas kerinduan sanak saudara yang biasanya terhalang oleh pekerjaan dan kesibukan masing-masing, kini terhalang juga oleh pandemi global ini.
Begitu juga diriku yang menanyakan tentang suasana lebaran pada dirinya. Tak ragu berbagi cerita denganku, membuatku senang bisa melihat foto dirinya bersama keluarga kecilnya. Andaikan diriku bisa menjadi orang kelima dalam keluarga kecil itu mungkin sudah seperti ion negatif yang selalu mencari ion positif dalam ikatan ionik.Â