Abah merengkuh tubuhku juga tubuh Rangga ke dalam pelukannya. "Kalian adalah saudara!"
Dari Abah, aku jadi tahu. Ayah Rangga tak lagi pernah pulang, sejak Tsunami melanda Jepang. Dan, ibunya menemui ajal beserta adiknya, saat wabah corona melanda.
Aku pun pergi meninggalkan Mang Amin. Pulang ke masjid. Tapi Rangga tak kunjung pulang hingga waktu salat subuh datang.
Aku hanya bisa mengingat, tiba-tiba Abah datang dan langsung memelukku. Sayup kudengar Mang Amin berteriak-teriak pada semua orang yang datang ke masjid.
"Rangga mati. Jadi korban tabrak lari!"
Akupun sempat melihat wajah Bu Ratih yang berlinang air mata. Kemudian gelap!
***
Gema takbir berkumandang. Masjid dipenuhi jamaah yang dipimpin Abah, menggemakan takbiran.
Kusaksikan wajah-wajah tak riang di malam lebaran. Sebab, Rangga tidak akan pernah lagi pulang ke masjid.
Curup, 19.04.2023
Zaldy Chan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI