Biasanya, setelah salat zuhur, Rangga menungguku. Kemudian bersama-sama ke pencucian mobil dan motor milik Abah, salah satu jamaah paling aktif di masjid.
Setelah mengunci pintu masjid, aku memutuskan untuk menyusul Rangga ke tempat pencucian.
Tanpa bertemu, akupun jadi tahu penyebab Rangga tak lagi menungguku. Tempat pencucian tampak ramai. Mungkin karena mau lebaran, jadi para pemilik ingin kendaraan miliknya tampak bersih.
Dari jauh, kulihat Rangga berlari ke arahku. Aku tertawa, saat ember kecil berisi sabun dan kain lap yang tadi digunakan, diserahkan padaku.
"Untung kau datang! Cuci motor aja, biar cepat!"
Suara Rangga terdengar lirih. Pasti letih. Aku juga sering merasakan itu. Apalagi bekerja sambil berpuasa.
Aku diam. Hanya anggukkan kepala. Sambil mengganti baju yang bisa kupakai bila berada di pencucian.
"Mana kunci masjid? Aku salat zuhur dulu!"
Tak lagi menunggu, Rangga sudah berlari ke pintu keluar tempat pencucian, setelah mengambil kunci pintu masjid dari tanganku.
Mobil dan Motor bergantian masuk dan keluar dari tempat pencucian. Tapi Rangga tak kembali. Hingga pukul lima sore. Waktuku harus bersiap kembali ke Masjid.
"Ini untukmu!"