Kuanggukkan kepala usai mendengar kalimat pelan Bu Ratih. Aku kembali ke bangkuku di barisan depan.
Tak lama, lonceng tanda jam pelajaran selesai berbunyi. Sudah pukul sebelas.
"Yeee...."
"Horeee..."
"Selamat liburaaan!"
"Selamat lebaraaan!"
Suasana kelas seketika riuh. Teriakan bercampur dengan kesibukan teman-teman sekelasku membereskan buku-buku pelajaran.
Wajah-wajah tak sabar, terlihat menunggu Bu Ratih, yang sudah beranjak dari meja guru, dan berdiri di depan.
"Besok mulai libur lebaran. Selamat merayakan hari raya. Kalian senang?" Tanya Bu Ratih.
"Senaaang!" Serentak terdengar suara teman-teman sekelasku membahana.
"Jangan lupa belajar! Ujian dilaksanakan lima hari sesudah lebaran!"
"Iya, Buuu...."
"Mohon maaf lahir dan batin. Terus, jangan lupa sampaikan salam Ibu pada orangtua kalian!"
"Iya, Buuu..."
Riuh kelas, diakhiri dengan tawa dan canda. Usai Bu Ratih meminta semua anggota kelas membentuk lingkaran, kemudian berjalan pelan sambil saling bermaaf-maafan.
Pintu kelas tampak sesak oleh teman-teman yang berebutan ingin segera pulang ke rumah. Â Â
Keluar dari kelas, aku segera berjalan menuju Ruang Guru, menyusul Bu Ratih yang sudah menunggu.