"Kalau kau berjalan seharusnya matamu melihat ke depan."
"Seharusnya kau turun dari becak di depan saya. Agar saya tidak usaha menengok."
Melani mengkerutkan dahi, dia betul-betul tidak mengerti apa yang dimaksud Inal. Dan kali ini Inal tertawa, mentertawakan kebodohan dan kepolosan gadis kecil di hadapannya.
"Mau ke mana, nih?" tanya Inal.
"Makan bakso di Daeng Amir," jawab gadis itu singkat.
"Mana pengawalmu? Biasanya kamu keluar pakai pengawal."
"Ngapain pakai pengawal. Memangnya anak 'Karaeng'."
"Bukan begitu. Kau kan 'Taulolonna Gowa', tidak baik keluar sendiri nanti ada yang culik.
Melani melebarkan matanya, "kok kau tahu?"
"Semua orang di Gowa ini tahu."
Melani mengangguk-angguk senang. Dalam hatinya dia merasa bangga kalau semua orang tahu bahwa dia 'Taulolonna Gowa'. Prestasi yang begitu hebat di kalangan gadis-gadis di Gowa ini. Bukankah sangat menyenangkan punya prestasi gemilang seperti itu?"