Mohon tunggu...
Zainal Tahir
Zainal Tahir Mohon Tunggu... Freelancer - Politisi

Dulu penulis cerita, kini penulis status yang suka jalan-jalan sambil dagang-dagang. https://www.youtube.com/channel/UCnMLELzSfbk1T7bzX2LHnqA https://www.facebook.com/zainaltahir22 https://zainaltahir.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/zainaltahir/ https://twitter.com/zainaltahir22 https://plus.google.com/u/1/100507531411930192452

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Taulolonna Gowa

18 Februari 2018   16:41 Diperbarui: 22 Februari 2018   14:02 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Pacar-pacar Rais itu memang cantik. Pantas saja dia tidak berminat sama Melani, lalu menyodorkannya kepada Inal dan dia mau membantu menguruskannya. Tapi, selama ini, apa yang dapat diharapkan dari dia? Mengurus ketiga pacarnya saja sudah repot.

Ya, sama sekali tidak ada yang bisa diharapkan, bukan berarti Inal tidak mempercayainya, tapi mana buktinya. Inal sudah memutuskan dalam hati bahwa dia akan berusaha sendiri.

********

Inal hampir terjatuh karena tersandung batu di depannya ketika perhatiannya tertumpu pada seraut wajah mungil yang sedang turun dari becak. Alis mata itu terangkat sesaat, kemudian bibirnya berkerut menahan tawa. Dengan gemas bercampur nekat Inal membatalkan langkahnya menuju rumah Rais, lalu berbalik menghampiri gadis itu.

"Kau mentertawakan orang celaka," gerutu Inal pura-pura marah, padahal hatinya memekik riang karena baru kali ini dia mendapat peluang bersua gadis itu.

Alis mata bagaikan camar itu semakin bertaut. Kepalanya menggeleng perlahan, tapi masih ada sisa senyum yang berusaha disembunyikan.

"Saya tidak mentertawakanmu," sergahnya dengan suara bening. Sejenak Inal terpana melihat kepolosan gadis dihadapannya.

"Betul'?"

"Ya!"

"Tapi kau berusaha menahan senyum ketika saya hampir terjatuh tadi!"

Ujung bibir Melani kali ini betul-betul terangkat. Inal mengabadikan ukiran senyum itu, dan dengan hati-hati menyimpannya di sudut hatinya. Ingatannya sejenak melayang ke pentas pemilihan 'Taulolonna Gowa' beberapa bulan lalu. Suatu pentas pemilihan gadis terbaik Gowa. Ketika itu disaksikannya sendiri gadis ini dinobatkan menjadi 'Taulolonna Gowa' untuk tahun ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun