Artinya cinta memberi makna dan energi pada kehidupan. Di mana cinta ada, di sana tumbuh pengertian, kebahagiaan, dan kedamaian. Â
5. Kebencian hanya membawa kepada kemusnahan
Artinya kebencian hanya menciptakan perpecahan, konflik, dan kehancuran. Tidak ada hal baik yang muncul dari kebencian.Â
Ahimsa bukan hanya tentang menghindari kekerasan fisik, tetapi juga membersihkan hati, pikiran, dan tindakan agar selaras dengan nilai-nilai kebaikan universal. Berikut adalah penjelasan mengenai syarat "ahimsa" (pemurnian diri):
1. Ego dan Kesombongan Menghalangi AhimsaÂ
Non-kekerasan membutuhkan kerendahan hati. Ego dan kesombongan adalah penghalang utama karena keduanya mendorong konflik dan ketegangan. Tanpa kerendahan hati, prinsip ahimsa hanya menjadi teori tanpa praktik nyata. Cara agar ego dan kesombongan tidak mendominasi adalah melatih diri dengan cara intropeksi diri dan mengembangkan sikap rendah hati dalam kehidupan sehari - hari.
2. Hubungan dengan Cinta Ilahi (Gusti Allah)Â
Ahimsa berkaitan dengan hati yang murni dan baik. Cinta kepada Tuhan hanya mungkin terjadi jika manusia membersihkan dirinya dari kebencian, iri hati, dan niat buruk. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengingatkan diri bahwa setiap makhluk adalah ciptaan Tuhan, sehingga layak diperlakukan dengan hormat dan cinta atau menjalankan nilai-nilai kasih sayang, kesabaran, dan pengampunan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Ahimsa dalam Semua Aspek KehidupanÂ
Ahimsa tidak terbatas pada tindakan fisik, tetapi mencakup pikiran, perkataan, dan tindakan. Pemurnian diri harus diterapkan dalam hubungan dengan sesama manusia, lingkungan, dan bahkan makhluk hidup lainnya. Cara melatihnya dengan berpikir positif dan menghindari pikiran yang merugikan diri sendiri atau orang lain dan Menggunakan kata-kata yang membangun, bukan yang menyakitkan atau merendahkan.Â
4. Ahimsa Bersifat Menular dan Membangun Lingkungan yang BaikÂ