Mohon tunggu...
Zaidan Akram Ruslani
Zaidan Akram Ruslani Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UNIVERSITAS MERCU BUANA | PRODI S1 AKUNTANSI | NIM 43223010082 | FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS |

Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Kode Etik UMB. Dosen Pengampu : Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG Universitas Mercu Buana Meruya Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Kemampuan Memimpin Diri dan Upaya Pencegahan Korupsi, dan Etik: Keteladanan Mahatma Gandhi

20 Desember 2024   02:33 Diperbarui: 20 Desember 2024   05:43 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tahun 1930-an, dalam perjuangan melawan kolonial Inggris, Mahatma Gandhi memimpin gerakan Satyagraha yang melibatkan pembangkangan sipil sebagai bentuk perlawanan damai berdasarkan kekuatan jiwa dan kebenaran. Berikut adalah peristiwa utama yang mencerminkan nilai-nilai ahimsa selama pembangkangan sipil:

1. Gerakan Garam (Salt March, 1930)

Inggris memberlakukan monopoli atas garam, memungut pajak atas komoditas yang sangat penting bagi rakyat miskin India.

Aksi Gandhi:

  • Gandhi memimpin Salt March, perjalanan sejauh 240 mil (386 km) dari Sabarmati Ashram ke pantai Dandi, Gujarat, bersama para pengikutnya.
  • Setibanya di pantai, Gandhi dan rakyat memproduksi garam secara simbolis sebagai bentuk pembangkangan terhadap hukum Inggris.
  • Aksi ini memicu ribuan rakyat India untuk ikut memprotes dengan membuat garam sendiri, meskipun mereka menghadapi penangkapan dan kekerasan.

Hasil:

  • Dunia internasional mulai memperhatikan ketidakadilan sistem kolonial Inggris.
  • Gerakan ini memperkuat solidaritas nasional India.

2. Boikot Produk dan Layanan Inggris

  • Boikot Barang Impor:
    • Gandhi mendorong rakyat India untuk berhenti menggunakan barang-barang buatan Inggris, seperti kain impor. Sebagai gantinya, Gandhi mempromosikan penggunaan kain lokal (khadi) yang dipintal sendiri.
    • Aksi ini bertujuan melemahkan perekonomian Inggris dan membangun kemandirian rakyat India.
  • Boikot Institusi Kolonial:
    • Menolak bekerja atau berpartisipasi dalam lembaga kolonial seperti sekolah, kantor pemerintahan, dan pengadilan Inggris.
    • Rakyat India mendirikan lembaga pendidikan dan sistem pemerintahan alternatif untuk menunjukkan kemampuan mereka mengelola urusan sendiri.

3. Penolakan Pajak

  • Pembangkangan Pajak:
    • Selain garam, Gandhi mendorong rakyat untuk menolak membayar pajak lainnya yang dianggap tidak adil, seperti pajak tanah.
    • Ini adalah bentuk perlawanan damai untuk menunjukkan bahwa pemerintah kolonial tidak memiliki legitimasi.

4. Penahanan Massal

Akibat pembangkangan sipil ini, banyak peserta gerakan, termasuk Gandhi, ditangkap dan dipenjara oleh pemerintah Inggris. Namun, semangat para pengikut Gandhi tidak goyah. Mereka tetap melanjutkan aksi tanpa kekerasan meskipun menghadapi tekanan fisik dan psikologis.

5. Fokus pada Ahimsa (Tanpa Kekerasan dan Kebencian)

  • Tidak Membalas Kekerasan dengan Kekerasan:
    • Ketika pengunjuk rasa dipukuli oleh polisi kolonial, mereka tidak melawan, melainkan menunjukkan keteguhan moral dan keberanian.
  • Menanamkan Semangat Cinta Kasih:
    • Gandhi menekankan bahwa perlawanan harus dilakukan tanpa kebencian terhadap Inggris. Tujuannya bukan untuk menghancurkan lawan, tetapi untuk menggugah hati nurani mereka.

Hasil Pembangkangan Sipil

  • Meningkatkan Kesadaran Nasional: Gerakan ini menyatukan berbagai lapisan masyarakat India untuk berjuang bersama.
  • Tekanan Internasional: Media global meliput kekejaman Inggris dan keberanian rakyat India, yang meningkatkan dukungan internasional untuk kemerdekaan India.
  • Landasan Kemerdekaan India: Pembangkangan sipil membangun fondasi kuat untuk gerakan kemerdekaan India, yang akhirnya tercapai pada tahun 1947.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun