Meskipun begitu, kasus ini akhirnya terungkap berkat keberanian saksi-saksi yang memberikan informasi kepada KPK. Salah satu kunci penting dalam pengungkapan kasus ini adalah keterangan dari Nazaruddin, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, yang mengungkap skema korupsi secara rinci.
Analisis Mendalam terhadap Hubungan Teori CDMA dan GONE
Teori CDMA (Corruption = Monopoly + Discretion - Accountability) dari Robert Klitgaard dan teori GONE (Greed, Opportunity, Need, Exposure) dari Jack Bologna adalah dua pendekatan yang dapat saling melengkapi dalam memahami penyebab dan mekanisme korupsi. Pada kasus korupsi e-KTP, kedua teori ini memberikan sudut pandang berbeda, tetapi saling mendukung untuk menganalisis bagaimana korupsi dapat terjadi, melibatkan banyak aktor, dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama.Â
1. Keterkaitan Antara Monopoly (CDMA) dan Opportunity (GONE)
Monopoli kekuasaan adalah elemen penting dalam teori CDMA yang menggambarkan bagaimana penguasaan suatu proses oleh segelintir orang menciptakan celah korupsi. Dalam kasus e-KTP, monopoli ini muncul dari pengendalian penuh Kementerian Dalam Negeri atas proyek, serta adanya pengaruh besar dari DPR dalam hal anggaran. Ketika monopoli ini dikombinasikan dengan teori GONE, elemen ini dapat dilihat sebagai penyedia peluang (opportunity) yang luas bagi pelaku untuk melakukan korupsi.
Monopoli pada Tahap Penganggaran
DPR memiliki monopoli dalam menentukan besaran anggaran yang disetujui untuk proyek e-KTP. Dengan adanya monopoli ini, proyek mendapatkan anggaran Rp5,9 triliun, jumlah yang sangat besar untuk sebuah proyek identifikasi penduduk. Ketidakseimbangan kekuasaan ini memberi kesempatan kepada anggota DPR untuk "bernegosiasi" dengan pihak eksekutif dan kontraktor demi mendapatkan bagian dari anggaran tersebut.Monopoli dalam Pemilihan Konsorsium
Pada tahap pelaksanaan, monopoli terjadi ketika hanya segelintir pejabat di Kementerian Dalam Negeri yang menentukan konsorsium pemenang tender. Tidak ada mekanisme kompetisi yang sehat, sehingga peluang terbentuknya skema kolusi menjadi semakin besar. Dalam konteks teori GONE, monopoli kekuasaan seperti ini meningkatkan kesempatan bagi para pelaku untuk menyalahgunakan wewenang.Peluang dari Sistem yang Kompleks
Proyek e-KTP melibatkan teknologi tinggi dan integrasi data nasional yang rumit. Hal ini memberikan celah bagi pelaku untuk memanfaatkan monopoli informasi teknis yang tidak dipahami oleh banyak orang. Dalam teori GONE, kesempatan seperti ini memungkinkan manipulasi anggaran dan spesifikasi teknis yang sulit dideteksi oleh pengawas.
Korelasi:
Monopoli menciptakan peluang (opportunity) yang menjadi elemen sentral dalam teori GONE. Ketika kekuasaan terkonsentrasi pada segelintir orang tanpa adanya mekanisme pengawasan yang memadai, peluang untuk korupsi meningkat secara signifikan. Dalam kasus e-KTP, monopoli ini terlihat jelas dalam proses anggaran, pengadaan, dan distribusi dana proyek.
2. Diskresi Berlebih (CDMA) dan Greed (GONE)
Diskresi atau kebebasan pengambilan keputusan yang tidak diawasi adalah faktor penting dalam CDMA. Hal ini memberikan keleluasaan kepada individu untuk bertindak sesuai dengan keinginannya, termasuk menyimpang dari prosedur resmi. Diskresi yang tidak terkendali seringkali digunakan untuk memenuhi hasrat keserakahan (greed), yang merupakan elemen utama dalam teori GONE.