Natalia ada di ruangan pribadiku dengan senyum mengembang karena aku merencanakan untuk mengajaknya makan malam di sebuah tempat yang amat tersembunyi diantara sudut-sudut pengap kota Jakarta.
"Kamu tahu? Ada sebuah tempat milik kolegaku, seorang warga keturunan yang berbisnis kuliner. Dia sudah menyiapkan ruang V V V I P. Di sekitar Harmoni. Ruangan itu berada di tengah keramaian, di tempat yang tinggi, tersembunyi, dan tak akan pernah orang berpikir bahwa di situ adalah ruangan khusus yang disewakannya dengan harga ribuan dolar." kataku. "Biasanya disewa oleh pebisnis-pebisnis kelas wahid di negeri ini untuk membicarakan hal-hal bernilai jutaan dolar."
Natalia menatapku.
"Ada rencana kesana?" tanyanya spontan.
Aku tersenyum.
"Ya iyalah. Tapi ini lain. Aku ingin makan malam denganmu di sana. Kamu mau menemaniku, kan?"
Natalia tidak langsung mengiyakan, tapi kuyakin, ia satu-satunya wanita yang paling penasaran dengan hal-hal baru.
**
"Jika kamu mengulur waktu untuk menerima ajakan kencanku ini dalam 1 menit, maka hilang kesempatanmu.." kataku kemudian.
Hehe.. aku seringkali melontarkan kata-kata yang bisa memojokkan seseorang untuk segera memilih.
"Oke.. aku penasaran dengan tempat itu.. ribuan dolar untuk disewa.. kayak apa sih tempatnya.. aku pikir.. persis tempat untuk transaksi narkoba kelas kakap.."