Papi kelihatan uring-uringan.
"Kalau kejadiannya seperti ini, yaa mending ke dukun sunat saja." omel papi lagi. Tapi bagiku, yang penting apa yang dikatakan Dokter Noor bahwa tititku akan mati rasa karena dibius bisa menjadi kenyataan dalam 15 menit. Jika tidak, mungkin aku akan mengundurkan diri dari ajang ‘persunatan' ini.
Lima belas menit cepat berlalu dan aku merasa ada perubahan besar pada tititku. Pada lima menit pertama, aku merasakan kesemutan di titit. Lima menit berikutnya, aku merasa tititku menjadi ‘tebal' dan ‘besar'. Lima menit terakhir, aku sudah tidak merasakan apa-apa di tititku. Aku mencoba meraba-raba tititku berkali-kali dan ternyata tidak terasa sama sekali.
"Gimana.. sudah mati rasa, kan?" tanya Om Arip penasaran.
"Sepertinya memang begitu, oom." jawabku yakin.
"Wah. Enak dong. Nanti pas disunat, pasti tidak akan sakit." komentar Om Arip lagi. "Tapi harus dicek dulu."
"Dicek??" aku mengerutkan dahi.
Om Arip mencoba meraba tititku dan mencubitnya.
"Sakit apa tidak?" tanya Om Arip.
"Sama sekali tidak terasa." jawabku.
Om Arip mencoba menyentil tititku lagi.