Meski terlihat sepele, terjadinya microsleep ketika berkendara yang berujung pada kecelakaan seakan-akan menjadi hal yang umum. Dalam riset yang dilakukan oleh dosen ITB pada 2023, 79% responden mereka pernah berkemudi ketika mengantuk, dengan 32% diantaranya mengalami microsleep dan nyaris mengalami kecelakaan fatal. Bahkan, di 2017 hampir 100.000 kecelakaan yang terjadi di seluruh dunia diakibatkan faktor mengantuk. Data mengungkapkan 35% pengemudi dapat mengalami kecelakaan akibat microsleep.Â
Survei tahun 2020 dari AAA Foundation for Traffic Safety menyebutkan, sekitar 96% pengemudi mengetahui dan setuju bahwa mengemudi dalam keadaan mengantuk sangatlah berbahaya. Meskipun sudah menyadari bahayanya, 24% diantaranya mengaku pernah mengemudi dalam kondisi lelah dan sulit untuk membuka mata. Sementara itu, hampir 45% pengemudi mengaku tidak nyaman selama di perjalanan karena mengantuk. Dalam sebuah laporan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), disebutkan:
Diperkirakan 15% hingga 33% kecelakaan fatal melibatkan pengemudi yang mengantuk (angkanya mungkin masih bisa lebih tinggi).Â
-
Kecelakaan saat mengemudi dalam keadaan mengantuk lebih mungkin menyebabkan kematian dan cedera dibandingkan dengan kecelakaan saat mengemudi dalam keadaan tidak mengantuk.
Sebuah survei yang melibatkan lebih dari 140.000 responden, menemukan bahwa 4,2% pengemudi tertidur saat mengemudi setidaknya sekali dalam 30 hari terakhir.
Apa Tanda-tanda ketika Seseorang akan Mengalami Microsleep?
Mengutip dari risescience.com, Sebenarnya terdapat beberapa tanda-tanda yang dapat menjadi peringatan bagi seseorang ketika akan mengalami microsleep.Â