Sejarah wakaf
Sebelum Islam
Sebelum datangnya Islam, sebenarnya telah ada institusi yang mirip dengan institusi perwakafan walaupun tidak memakai istilah wakaf. Beberapa contoh wakaf sebelum datangnya Islam adalah pembangunan ka'bah oleh nabi Ibrahim as, lembaga trust dalam sistem anglo-amerika dan pemberian harta benda oleh raja Ramses II di Mesir untuk pembangunan kuil abidus. Â
Perbedaan antara praktik wakaf yang terjadi sebelum datangnya Islam dan setelah datangnya Islam tersebut terletak  pada tujuan wakaf. Dalam Islam, tujuan wakaf adalah untuk mencari ridha Allah SWT dan untuk mendekatkan diri kepada-Nya, sedangkan wakaf sebelum Islam seringkali digunakan sebagai sarana untuk mencari prestise (kebanggaan).Â
Setelah datangnya Islam
Dalam kitab maghazi al waqidi dikatakan bahwa sedekah yang berupa wakaf, dalam Islam pertama kali dilakukan oleh nabi Muhammad SAW yaitu berupa sebidang tanah. Pada masa daulah Bani umayah dan bani abasiyah, wakaf telah meluas serta memicu umat Islam untuk mewakafkan harta mereka sehingga jangkauan wakaf pada masa itu tidak hanya terbatas pada penyaluran kepada kalangan fakir miskin akan tetapi telah merambah pada pendirian sarana ibadah, perpustakaan, dan sarana-sarana pendidikan. Jangkauan wakaf yang semakin luas dan penting itu kemudian menuntut didirikannya suatu lembaga khusus yang bergerak di bidang wakafÂ
Dasar hukum wakaf
Dasar hukum wakaf terdapat dalam QS. al-hajj:77, QS. Ali-imran:92, QS. Al-Baqarah:267Â
Unsur-unsur atau rukun wakaf
Adapun unsur-unsur atau rukun wakaf tersebut menurut sebagian besar ulama (mazhab malikiyah, syafi'iyah, zaidiyah dan hanabilah) adalah
1. Ada orang yang berwakaf (wakif)
2. Ada harta yang diwakafkan (mauquf)
3. Ada tempat kemana diwakafkan harta itu/ tujuan wakafÂ
(mauquf 'alaih)