Mohon tunggu...
Elin Khanin
Elin Khanin Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Cerita

Membaca Buku, Menulis Cerita Romantis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Romantic Doctor

2 Agustus 2022   13:21 Diperbarui: 3 Agustus 2022   10:33 1863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teringat lagi pernikahannya yang ia porak-porandakan. Ia menolak dengan keras menikah dengan lelaki soleh pilihan orang tuanya. Bahkan nekat kabur setelah mencoba gaun pengantin kiriman dari calon mertua. Gaun pengantin yang bakal ia pakai tiga bulan lagi.

"Ibu bermaksud menjualku? Ibu penipu!" Teriakannya malam itu bergema kembali. Menghantam nyalinya. 

"Bukan begitu, Nduk. Ayahmu bangkrut dan dia tak tega melihatmu kecewa. Lalu putus kuliah. Kami ingin kamu mewujudkan mimpimu menjadi dokter. Sahabat kami, Pak Alim berbaik hati menawarkan bantuan. Soal perjodohan itu tidak ada sangkut pautnya dengan biaya yang ia keluarkan untukmu. Kami memang sudah lama ingin besanan." Sang ibu menangis tersedu-sedu. 

"Bu, aku sudah punya pacar. Kami sudah berencana menikah. Apa ibu nggak peduli dengan perasaanku. Kami saling mencintai, Bu."

Percakapan itu berkelindan dalam benak sang gadis. Perlahan ia menyusut air mata yang menetes dari sudut netra. Saat ini terdampar di panti asuhan dan berkenalan dengan para malaikat kecil di sana sedikit menghibur kesedihannya.

 Ia bahkan ikut membantu menyiapkan sarapan dan bermain bersama anak-anak polos nan lucu itu. 

"Kakak tinggal dimana?" Tanya anak bernama Ridlo. 

"Rumah kakak di Ungaran sana, Sayang." Si gadis mencubit hidung Ridlo. Gemas. 

"Oooh." 

"Kakak lebih cantik pakai jilbab," celetuk Ridlo sambil cengar-cengir. 

Memerahlah kedua pipi si gadis. Anak-anak polos itu begitu menggemaskan. Membuat si gadis terhibur dan dengan senang hati menemani mereka bermain di taman selepas sarapan. Dengan cepat ia terhipnotis dengan kesederhanaan dan keriangan di sana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun