Mohon tunggu...
Yuhana Kusumaningrum
Yuhana Kusumaningrum Mohon Tunggu... Penulis - Manusia

Tamu di Bumi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pertemuan yang Tertunda

17 Maret 2020   09:00 Diperbarui: 17 Maret 2020   09:00 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ehm... tapi..."

"Pokoknya aku tunggu di halte ya, Nin," ucap Ryan lagi sembari melambai dan segera berbalik menuju pintu keluar sekolah.  Aku terpana sesaat melihat benda di tangannya. 

Apakah benar yang dikatakan Lena, bahwa Ryan suka padaku? Dan tujuan Ryan mengajakku bertemu nanti, untuk... menyatakan cinta? Ini tidak mungkin, kan? Kalaupun benar Ryan hendak menyatakan cinta, apa dia benar-benar serius? Bagaimana kalau ternyata dia hanya main-main saja, dan hubungan kami hanya berjalan sebentar saja lalu putus? Aku akan menjadi  bulan-bulanan semua orang di sekolah. Aku tak sanggup menghadapinya. Lebih baik sejak awal aku tak usah berhubungan dengan Ryan. Meskipun aku sebenarnya sangat menyukainya.

 Dan sore itu aku memutuskan untuk pulang ke rumah dengan mengambil jalan memutar, menghindari halte tempat Ryan menungguku.

 

 Kakiku terasa lelah berlari. Napasku hampir habis. Dan akhirnya aku melihat sebuah pintu di ujung sana. Pintu yang sepertinya mengarah ke luar. Aku berhasil!

 Aku tiba di ujung lorong. Sebuah jalan raya yang cukup ramai menyambutku. Aku tertegun. Aku sangat mengenal tempat ini!

 Aku melihat ke seberang, mengamati.

 Seorang remaja laki-laki sedang duduk termenung di sebuah halte yang telah sepi. Sesekali ia menoleh ke ujung jalan, seperti menunggu sesuatu. Kemudian hujan mulai turun dengan deras. Tetapi ia tetap bergeming di tempat duduknya.

 Dan hujan tak kunjung reda hingga malam tiba. Sang remaja dengan wajah sedih akhirnya pergi meninggalkan halte, berjalan sendirian menembus hujan yang turun dengan sangat deras.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun