Mohon tunggu...
Yuhana Kusumaningrum
Yuhana Kusumaningrum Mohon Tunggu... Penulis - Manusia

Tamu di Bumi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Blood Moon

26 Februari 2020   09:00 Diperbarui: 26 Februari 2020   09:04 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hal ini dapat dibuktikan dari data-data yang dikumpulkan di seluruh dunia selama bertahun-tahun yang menunjukkan bahwa angka perkelahian, tindak kekerasan, bahkan pembunuhan dan bunuh diri, meningkat tajam saat periode blood moon.

Tetapi selain itu, bedasarkan penelitian lebih lanjut, ternyata blood moon tidak hanya berpengaruh pada emosi-emosi negatif seperti marah, sedih atau putus asa saja, tetapi juga emosi-emosi positif.

Banyak kesaksian yang menyatakan bahwa pada saat terjadi blood moon mereka merasa bahagia, gembira, serta lebih dapat berpikir positif yang kemudian efeknya akan membuat tingkat keberhasilan dalam melakukan pekerjaan dan kesuksesan dalam mencapai sebuah tujuan menjadi lebih mudah.

Ternyata ibuku salah.

Pengaruh sinar bulan terhadap makhluk hidup itu bisa beragam, tergantung dari suasana hati dan pikiran masing-masing pada saat itu. Asalkan kita bisa menjaga emosi dan menyalurkannya kepada hal-hal positif, semua akan baik-baik saja. 

Sayangnya aku tak dapat menyampaikan hal ini pada ibu karena beliau telah meninggal dunia saat aku kecil. Kepergian ibu yang begitu tiba-tiba dengan cara yang mengerikan membuatku memutuskan untuk segera pergi meninggalkan desa.

 Kugeleng-gelengkan kepala, berusaha menghilangkan bayangan masa kecil yang tak mengenakkan. Kembali kutatap layar laptop di hadapanku yang menunjukkan halaman ke seratus enam puluh delapan dari novel bergenre thriller yang belum selesai kutulis karena kehabisan ide sejak beberapa tahun lalu. 

Ceritanya terhenti pada saat sang pembunuh berantai sedang mencari mangsanya yang ketujuh; korban terakhir  dalam rangkaian pembunuhan yang dilakukannya.

 Dan malam ini blood moon kembali datang, setelah periode terakhirnya yang sempat kunikmati beberapa tahun lalu. Aku sangat menggantungkan harapan pada energi dari blood moon untuk membantu membuka pikiranku agar bisa menyelesaikan novel ini.

Kusiapkan laptop kesayanganku, kemudian berjalan kaki menuju sebuah taman yang berlokasi tak jauh dari rumah. Aku merasa cocok tinggal di daerah ini; sebuah komplek perumahan asri yang baru saja kutinggali beberapa tahun, setelah sebelumnya berkali-kali merasa tidak nyaman dengan tempat tinggal lama dan selalu berpindah-pindah.

Taman terlihat ramai, karena banyak orang yang pergi keluar rumah untuk menikmati keindahan blood moon. Aku beruntung menemukan sebuah bangku kayu yang masih kosong dengan sebuah meja kecil. Posisinyapun sangat strategis, tanpa terhalang pohon atau apapun di depannya, sehingga aku dapat memandang langit dengan bebas saat menengadah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun