“Apa ….? Ayah bilang apa ? Jema nggak ngerti …”
Jema mengusap air matanya yang tiba-tiba mengalir.
“DdeEeengaAaaarRRrrr kaaaAaaaa …. ttiiiiiii …..JeeEEEmmMMmmmaAAa…”
Air mata Jema mengalir semakin deras.
“Ayah …. Ayah … Jema kangen Ayah … Ayah dimana …?”
“AadDDdaaAAA .... AayyYYYyaAAAaahHHhh aaddDDDdaaaAASSaa …. DiiSSssinnNNNiiiissSSSSslllaaAASSallluUUUUu …”
Jema memeluk radio itu erat-erat di dadanya dan menangis tersedu.
“DeeEennNNggGaaAArrrrRrrkKKkaattaAAatttaa hHHaaATttiiii JjeeEEmmMMmaaaaa …..!!”
“Iya Ayah, iya. Je mengerti. Je mengerti, Ayah …”
***
“Je, kamu … benar-benar yakin dengan keputusan kamu ini ?”
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!