"Hmm ... lalu kira-kira apa ya, yang bisa meledak dari dalam kelas kita ?" Saras menatap lantai kelabu dibawah kakinya.
"Apa mungkin ada murid yang iseng membawa petasan atau semacamnya ?" ujarku ragu.
"Sepertinya nggak mungkin Dev. Barang seperti itu pasti sudah kena razia oleh security sekolah di gerbang masuk."
"Iya ya ..."
Kami terdiam memikirkan berbagai kemungkinan lainnya.
"Mungkin bisa kamu coba tanyakan ke pihak sekolah Ras, apakah dalam waktu dekat ini akan mengadakan acara atau melakukan sesuatu apapun itu yang memungkinkan terjadinya ledakan ?"
"Mmm ... yah, meskipun aku yakin dalam waktu dekat tidak ada event apapun yang akan dilaksanakan di sekolah kita, tapi tetap akan kucoba tanyakan. Kamu tenang saja ya Dev, semoga mimpimu itu benar-benar cuma mimpi. Bukan pertanda apa-apa. Hanya bunga tidur."
"Iya Ras, mudah-mudahan begitu. Maaf ya aku jadi merepotkan kamu dengan hal aneh begini. Soalnya aku nggak tahu mau cerita ke siapa lagi. Aku juga nggak mau diejek teman-teman kalau aku memimpikan suatu kejadian yang ternyata di kemudian hari nggak terbukti kebenarannya."
"Tenang Dev, nggak akan ada yang tahu kok selain aku," janji Saras.
***Â
Ruang kelas terasa panas dan menyilaukan akibat sinar matahari yang memancar masuk melalui jendela samping.Â