"Tetap nggak boleh ! Â Ngeyel bener kamu ini !"
"Yaah ... ya sudah Budi nonton acara tentang dunia kesehatan aja."
"Ya, itu saja."
"Kemarin acaranya membahas tentang jantung buatan. Padahal pasiennya sudah hampir mati lho Pak. Jantungnya bocor. Tapi sama dokter diganti pakai jantung buatan. Akhirnya  bisa sembuh dan sehat kembali deh. Lucu Pak, waktu dikasih lihat sebelum dimasukkan ke badan pasiennya. Jantungnya berdenyut-denyut sendiri."
"Jantung buatan ? Â Lha kok melawan takdir toh ?"
"Kok melawan takdir Pak ?"
"Lha itu. Kalau memang sudah waktunya harus mati, ya mati saja. Kenapa harus dipasangi jantung buatan segala ? Itu namanya melawan takdir !"
"Hmm. Tapi, kemarin waktu Mbah Surip darah tingginya kumat sampai pingsan di sawah, kan diobati sama Pak Dokter di Puskesmas, lalu sembuh. Kata Pak Dokter, untung saja Mbah Surip segera dibawa ke puskesmas dan diberi obat. Kalau nggak, bisa meninggal. Â Berarti seharusnya kemarin waktu Mbah Surip jatuh pingsan, dibiarkan saja ya Pak ? Â Nggak usah dibawa ke Puskesmas segala. Â Kan berarti sudah takdirnya harus meninggal."Â
"Hush ! Kamu ini kok kurang ajar begitu toh sama Mbah Surip ? Â Mbah Surip itu kan mbah-mu sendiri !"
"Lho kan tadi kata Bapak kalau memang sudah takdirnya harus meninggal, nggak usah dilawan ?"Â
"Ya beda dengan yang tadi !"