Mohon tunggu...
Yuhana Kusumaningrum
Yuhana Kusumaningrum Mohon Tunggu... Penulis - Manusia

Tamu di Bumi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Minema ( misteri ) part-2

29 Oktober 2015   09:43 Diperbarui: 10 Oktober 2016   12:44 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Ooh… begitu,” Andri mengangguk-angguk.

Sesampainya di desa nanti, kami berniat hendak langsung pergi ke sungai dan mencari tempat bersembunyi untuk mengintai hantu bercahaya yang kemungkinan besar adalah minema itu. Lalu entah bagaimana caranya, kami harus mencari tahu apakah memang mereka yang menculik ayah Andri empat bulan yang lalu. 

“Nah, kita sampai nih Ndri,” aku menunjuk ruang terbuka tanpa pepohonan yang nampak di depan kami. Andri mengangguk. 

“Yuk,” ajakku sambil melangkahkan kaki keluar dari ujung jalan setapak.

Sebuah tangan yang kuat tiba-tiba menangkap pergelangan tanganku dan menarikku ke samping. “Aduhh !” aku berteriak dan menengadah menatap si pemilik tangan. “Agung ?”  

Agung menatapku dengan pandangan kecewa. Ia membuat tanda di depan mulutnya dengan tangan, menyuruhku diam. 

“Eh…. mm… maaf, permisi…,” terdengar suara Andri yang baru saja muncul di ujung jalan setapak. Di hadapannya terlihat beberapa orang dewasa dari desaku yang berdiri membentuk setengah lingkaran menutupi jalan.   Di antaranya ada Pak Kepala Desa dan ibuku. 

Ibu ? Kenapa ibu juga ada disini ? Ada apa ini ? Apa mereka sengaja menghadangku disini karena tahu aku mengajak Andri datang ? Memangnya sejak kapan ada larangan membawa teman datang kesini ?

Aku membuka mulut hendak bersuara. Tapi Agung mempererat cengkeramannya di tanganku, menandakan aku tak boleh bicara sedikitpun. Aku  menoleh ke arah ibu. Ibu sedang menatap Andri dengan ekspresi ketakutan. 

“Selamat sore, saya kepala desa disini,” ujar Pak Kepala Desa sambil sedikit membungkuk kepada Andri. Andri balas membungkuk dengan sedikit kaku karena bingung. Dan pastinya juga terkejut karena melihat tiba-tiba ada banyak orang yang menyambutnya.

“Apakah ada yang bisa kami bantu ?” 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun