Mohon tunggu...
Yudhistira Widad Mahasena
Yudhistira Widad Mahasena Mohon Tunggu... Desainer - Designer, future filmmaker, K-poper, Eurofan.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

He/him FDKV Widyatama '18

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

A Musical Revolution (Bagian 5)

12 Mei 2023   17:51 Diperbarui: 12 Mei 2023   17:53 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Bismillahirrahmanirrahim.

Sebelumnya di "A Musical Revolution"...
Jiyoon dan Isa bertengkar hebat di kota Belyyk dan berebut Jake. Sementara itu, benih-benih asmara di antara Jiyoon dan Jake lambat laun berkembang menjadi bunga. Di saat-saat romantis itu Team Ozone sudah tahu judul esai Jiyoon dan berencana merebut laptopnya untuk diserahkan kepada ayahnya, Trey. Siapakah Trey sebenarnya? Pemimpin Team Ozone?

- BAGIAN 5 -

Di Pulau Lawson, dekat Aleyad, kota tempat tinggal Jiyoon...

(musik: OST Sonic Unleashed - "Adabat Hub Night")

Lima cewek sedang menginap di sebuah penginapan kecil di tepi pantai. Merekalah para anggota NewJeans: Minji, Hanni, Danielle, Haerin, dan Hyein. Mereka satu sekolah dengan Jiyoon dan teman-temannya di Asone Academy. Mereka berlima cantik sekali. Hanni dan Danielle sekelas dengan Jiyoon dan Isa di kelas A, sedangkan Minji, Haerin, dan Hyein kelas B. Minji menjabat sebagai ketua kelas B yang tegas, dan Haerin wakilnya.

"Guys!" kata Minji sambil membuka pintu kamar mandi. Keempat temannya sedang siap-siap tidur malam. Hyein menggosok gigi, Haerin memakai piyamanya dan baru selesai mandi, dan Hanni serta Danielle bergiliran mandi (Danielle sedang berendam dan Hanni menungguinya di depan bak mandi, masih memakai gaun mandi).

"Kalian lagi pada ngapain?" tanya Minji.

"Siap-siap mau bobok," kata Hyein sambil menuangkan odol ke sikat giginya, "disuruh Profesor Dixon." Profesor Alesha Dixon adalah wali kelas B, guru kimia sekaligus ibu kepada Evan.

"Sejak kapan kita disuruh gitu?" tanya Minji lagi.

"Sejak Profesor Dixon mendengar soal pertengkaran Jiyoon dan Isa di Belyyk. Ayahnya Jiyoon yang bilang," kata Hanni sambil melepas gaun mandinya dan mencuci muka dan scrubbing sebelum melompat ke bak mandi.

"May I remind you of something?" Minji kembali bertanya. "Yayasan sudah tahu soal pertengkaran Jiyoon dan Isa. Masalahnya sepele, mereka rebutan temannya Jiyoon yang datang dari angkasa itu..."

"Kenapa jadi ngebahas Jake?" Danielle yang masih berendam menyela omongan Minji.

"Diam, Iyel!" kesabaran Minji habis. Minji memang dikenal pemarah seperti Donald Duck dan tidak suka omongannya disela.

"Sabar, Nji," kata Haerin yang baru saja selesai mengeringkan rambutnya. Haerin selalu mengingatkan Minji untuk sabar. "Lanjut."

"Berita baiknya, guys, Jiyoon dan Jake berhasil membasmi Team Ozone sebanyak 17 kali. Mereka harus membasmi pemimpinnya sekarang. Markas mereka di Menara Ozone, di kota Arbadi," kata Minji menutup pembicaraannya. "Udah ah, gue mandi dulu. Mau rileks."

"Yaudah, Nji. Mandinya gantian ama gue, ya. Baknya masih dipake Iyel. Iyel kalo berendam lama. Gue gak enak ama dia," kata Hanni sambil beranjak ke pancuran. Iyel adalah panggilan akrab Danielle. Danielle adalah putri Profesor Cattelan dan memiliki seorang abang yang bekerja sebagai pemain sepak bola. Kemudian Minji menghapus make-up-nya dan bersiap mandi.

15 menit kemudian...

Hanni selesai mandi dan mengizinkan Minji memakai pancurannya. Minji langsung menyalakan air hangat dan mandi selama 30 menit. Rambutnya dibiarkan tergerai dan wajahnya berseri. Air hangat terasa sangat segar di tubuhnya.

Ketika Minji sedang mandi santai, teman-temannya menyetel musik dengan kencang dan bukannya tidur. Mereka berpesta dan mengganggu ketenangan Minji.

(musik: Teya and Salena - "Who the hell is Edgar?")

Minji memang tidak suka ada yang menyetel musik diam-diam saat dia sedang mandi karena takut santainya hilang. Biasanya yang menyetel musik itu Danielle. Sontak Minji marah.

"IYEEEELLLL!!! MATIIN MUSIKNYA, IYEL!" teriak Minji dari kamar mandi.

Danielle menurut saja. Untung saja Minji baru selesai mandi. Dia keluar mandi dalam kondisi sudah cantik dan bersih. Dia memakai baju tidur favoritnya: kaus oblong berwarna biru muda dan celana pendek biru tua berhiaskan bunga-bunga. Rambutnya yang lurus, hitam, dan panjang dibiarkan tergerai, dan kulitnya yang sawo matang tampak glowing dan halus seakan baru selesai mandi.

"Untung gue udah selesai mandi, Yel. Kalo gak pasti lo udah habis di tangan gue," geram Minji. Kemudian dia naik ke tempat tidur dan berkata pada Hanni dan Danielle, "Han, Yel. Lain kali jangan setel musik kalo gue lagi mandi. Gue pengen rileks tahu gak. Sekalian lo yakinin Isa untuk minta maaf ke Jiyoon. Gue kasihan sama tuh anak."

Sementara itu, di Abandoned Land...

Jiyoon dan Jake tertidur di kursi belakang mobil yang dikendarai Naeun dan Eunwoo.

"Oppa," kata Naeun.

"Ya, Naeun-ah?" tanya Eunwoo.

"Berapa lama lagi kita nyampe tujuan? Aku udah bosan cuman lihat gurun," kata Naeun. "Dua anak itu harusnya udah sampe Arbadi. Sekarang harus ke Itnaras untuk isi bensin."

"Sambil menunggu kita dengerin musik saja," kata Eunwoo sambil menyetel radio.

(musik: Mimicat - "Ai coracao")

"Ah, keterlaluan. Aku benci versi asli lagu ini," pikir Jake yang masih setengah terbangun. Sudah jam 8 malam.

Musik berhenti, mobil pun berhenti. Ternyata mobil yang ditumpangi Jiyoon dan Jake kehabisan bensin. Jiyoon diturunkan di Abandoned Land dan disuruh menyusul Naeun dan Eunwoo ke Itnaras dengan berjalan kaki. Sambil berjalan ke Itnaras dia memutuskan untuk mencari Pokemon untuk ditangkap.

Pokemon yang ada di Abandoned Land:
1. Ratdozer (Normal/Ground)
2. Larvesta (Bug/Fire)
3. Heliolisk (Electric/Normal)
4. Crustle (Bug/Rock)
5. Skorupi (Poison/Bug)
6. Drapion (Poison/Dark)
7. Silicobra (Ground)
8. Sandaconda (Ground)
9. Arbok (Poison)
10. Sigilyph (Psychic/Flying)
11. Trapinch (Ground)
12. Vibrava (Ground/Dragon)
13. Krokorok (Ground/Dark)
14. Vivillon (Bug/Flying)
15. Cacturne (Grass/Dark)
16. Hippopotas (Ground)
17. Hippowdon (Ground)
18. Sandslash (Ground)
19. Numel (Water/Ground)
20. Camerupt (Water/Ground)
21. Mightyena (Dark/Ground)
22. Barbaryena (Dark/Ground)
23. Wailmer (Ground)
24. Wailord (Ground)
25. Shucastle (Bug/Rock)
26. Clownine (Psychic/Fire)
27. Paraterra (Normal/Ground)
28. Infantrec (Poison)

Jiyoon menangkap seekor Infantrec, seperti punya Evan. Tanpa terasa, dia sudah sampai di Itnaras, sebuah kota suci. Nah, selama sebagian besar perjalanannya, Jiyoon membiarkan Pokemon-nya ada di luar Poke Ball. Namun, ketika sampai di Itnaras, dia disuruh mengembalikan Pokemon-nya ke dalam Poke Ball. Pokemon tidak diizinkan mengotori lingkungan gedung putih Itnaras. Dia bertemu Jake yang sedang melihat monumen Roda Arceus. Arceus adalah Tuhannya dunia Pokemon.

"Hey, Jek," kata Jiyoon.

"Oi," jawab Jake.

"Apa makna monumen ini, ya?" tanya Jiyoon. Jake mengangkat bahunya pertanda tidak tahu. Tanpa disadari, seorang pak tua menghampiri mereka dan menjelaskan makna monumen itu.

"Dahulu kala, Azarera dan Shemorera, yang pernah menjadi pelayan setia Arceus, turun dari Hall of Origin ke bumi. Azarera memandang rendah Pokemon, dan menyukai manusia. Dia mengajari mereka cara membuat alat untuk mengontrol Pokemon, dan menggunakan kekuatan mereka untuk evolusi manusia. Shemorera, sebaliknya, membenci manusia, dan ingin Pokemon memberontak melawan orang-orang yang merambah wilayah mereka. Jadi dia mengajari mereka cara memanfaatkan sepenuhnya kekuatan elemen. Karena ulah mereka, ketegangan antara manusia dan Pokemon berujung pada bencana perang. Arceus mengirim utusannya, Emiseraph yang diberkati, untuk menangani Azarera dan Shemorera. Emiseraph menyegel mereka dan meninggalkan salah satu rodanya, yang dapat dililitkan pada makhluk apa pun untuk mengendalikan manusia atau Pokemon yang nakal. Kami di sini di Itnaras memuji Emiseraph, yang mengakhiri perang dan membawa kedamaian di Asone."

Pak tua itu kemudian pergi. Tiba-tiba Evan muncul dan menguping apa yang dijelaskan si pak tua kepada Jiyoon.

"Dasar munafik. Mereka sangat menyukai ketertiban sehingga mereka memisahkan manusia dan Pokemon? Inilah mengapa ayah saya kehilangan pekerjaannya. ...Maaf. Maksudku, tidak banyak peluang di kampung halaman saya, jadi ayahku, seorang pelatih Pokemon yang disegani dari Nigeria, pergi bekerja di sebuah pabrik di Gimelhab untuk menggunakan Pokemonnya untuk mengelas mesin dengan ahli. Pemiliknya, bagaimanapun, diindoktrinasi oleh Team Ozone yang menyebarkan rasa takut, dan memutuskan untuk melarang Pokemon di pabriknya. Sekarang ayahku tidak punya tempat tujuan. Jadi maafkan aku jika sepertinya aku terlalu terburu-buru untuk mengubah Asone. Aku hanya ingin hidup damai..." Evan berbicara sendiri.

Sebagai aksi balas dendam, Evan meledakkan sebuah kilang minyak di lepas pantai kota Talatar dekat Itnaras. BOOM!

"Perhatian, warga. Perhatian, warga. Api telah meletus di Teluk Talatar. Semua pelatih pergi ke Talatar untuk membantu mengevakuasi kilang minyak. Saya ulangi, semua pelatih menuju Talatar," muncul pengumuman dari megafon.

"Ada yang ngeledakin kilang minyak?" tanya Jiyoon.

"Gak tahu, Yoon. Pokoknya ikut gue. Gue juga gak tahu siapa pelakunya," kata Jake. Dia dan Jiyoon pun beranjak pergi.

Sementara itu, di Thetavi...

"Kenapa?" tanya Profesor Cedar kepada Isa yang tampak sedih. Isa hanya diam sambil menahan air matanya.

"Sakit?" tanya Profesor Cedar lagi. Isa menggeleng kuat dan tetap diam.

"Berantem sama Jiyoon?" tanya Profesor Cedar lagi. Isa tidak menjawab.

"Dengar sini, Is. Papa mau ngomong sama kamu," kata Profesor Cedar yang menyerah. Dia terdiam sejenak, lalu berkata, "Kamu anak papa yang paling kuat. Di antara semua orang yang papa kenal, yang paling kuat cuma satu, kamu. Kamu anak papa yang tegar. Mampu memperjuangkan semuanya sendiri. Papa cuma punya dua anak perempuan, tapi putri bungsu papa ini yang paling kuat bagi papa."

Isa tetap diam. Dia diam seribu bahasa.

"Jadi kalo kamu tidak bisa katakan apa pun itu masalah kamu, papa cuma bisa pesan satu, Is," kata Profesor Cedar. "Hadepin. Hadepin seperti apa yang Isa lakuin dulu."

Profesor Cedar kemudian membelai rambut panjang Isa dengan lembut. Dia mengatakan, "Jangan percaya sama orang lain. Percaya sama diri kamu sendiri." Isa merasa nyaman rambutnya dibelai sang papa. Kemudian Profesor Cedar berbisik mengatakan, "Papa sayang sama Isa."

"Pa," kata Isa.

"Ya, anakku?" tanya Profesor Cedar.

"Isa mau mandi," kata Isa kepada papanya. Bila Isa sedang sedih atau kesal, dia melampiaskan rasa sedih atau kesalnya itu dengan mandi di bak mandi.

"OK," kata Profesor Cedar.

(musik: Remo Forrer - "Watergun")

Isa kemudian mandi air hangat. Dituangnya sabun cair favoritnya ke dalam bak mandi. Dia melepas pakaiannya, mengikat rambutnya, dan melompat ke bak mandi. Busa sabun menempel di pipinya. Isa merasa air hangat dapat menghilangkan rasa kesalnya. Kemudian dia menggerai rambutnya dan keramas. Ketika sedang keramas, Isa mengingat semua kenangan yang dia lalui bersama Jiyoon. Dia merasa bersalah telah memutus persahabatannya dengan Jiyoon dan menyakiti perasaannya saat di Belyyk. Isa lalu membenamkan kepalanya ke bak mandi dan mengikat kembali rambutnya sebelum menyabuni tubuhnya. Wanginya membuat Isa rileks dan kulitnya jadi glowing dan lembut.

Isa berendam selama sejam. Selesai mandi, dia kemudian menulis surat untuk Profesor Cedar sambil berlinang air mata. Di sini akhirnya Isa menangis parah. Dia tuangkan semua emosinya dalam secarik kertas.

"Pa, Isa sudah tidak tahan lagi.
Isa tadi berantem sama Jiyoon.
Isa bukan teman yang baik.
Isa ingin minta maaf ke Jiyoon.
Isa ingin masalah ini cepat selesai.
Isa sayang Jiyoon."
- Isabel Cedar, putri bungsu papa

Profesor Cedar mengerti isi surat putri bungsunya. Dia bergegas menuju kediaman Trey di Gimelhab Selatan.

Lain halnya di Talatar. Jiyoon dan Jake mendapati suasana mencekam. Kilang minyak terbakar. Jiyoon dan Jake memutuskan untuk berpencar dan membantu memadamkan api.

"Jek, lo bantuin yang di sisi sana, gue bantuin yang di sisi sini," kata Jiyoon.

Dan ini bagian yang menyenangkan.
Alih-alih melawan Pokemon, Jiyoon dan Jake melawan elemen-elemen yang menghalangi mereka dalam menyelamatkan korban ledakan kilang minyak di Talatar.

A fire blocks their, they use a move super effective against Fire to put it out.
Some steel beams fall in front of them, they use a move super effective against Steel.
Jiyoon and Jake even work together using Flash and Strength to find workers in the dark and carry them outside.
After 8 hours, as the fire is put out with Water moves from the Ace Trainers' Pokemon, the day is saved.

Olala, ternyata pelaku peledakan kilang minyak ini tidak lain tidak bukan adalah Evan.

"Oh, jadi elu yang ngeledakin kilang minyak ini, Ev?" tanya Jake.

"Enggak, bukan gue, demi Arceus!" bantah Evan.

"Pintar membantah lo ya. Sekarang juga lo akan terima akibatnya!!!" kali ini Jake sudah habis kesabaran. Didorongnya Evan ke laut lepas. Kemudian dia menoleh ke arah Jiyoon dan berkata, "Maafin Evan, Yoon. Sepertinya bukan dia doang yang bisa mengubah masa depan Asone," kata Jake. Dia memeluk Jiyoon dan berkata, "Gue sayang sama lo."

"Lo udah bilang begitu berkali-kali, Jek," kata Jiyoon. "Gue sayang juga sama lo."

"Gakpapa diomongin berulang-ulang asal komitmen gue kuat," kata Jake. "Victory dance?"

"You bet!" kata Jiyoon.

(musik: Blanka - "Solo" (chorus only))

"I'll get you for this, Jake!" kata Evan seraya terombang-ambing di laut lepas dengan marah.

Sementara itu, di Gimelhab...

"Trey, gue pengen ngomong sama lo," kata Profesor Cedar saat masuk kantor Trey.

"Saya tahu kamu pasti bakalan ke sini, Dar," kata Trey dengan dingin. Dia melanjutkan, "Kamu punya rencana itu benar-benar sempurna."

(musik: Luke Black - "Samo mi se spava")

"Bayaran 2 juta sudah saya transfer ke Topan. Ya kamu tinggal minta lah sama Topan untuk buka lagi kasus kamu," kata Trey.

"Soal pertengkaran anak kita gimana, Trey?" tanya Profesor Cedar.

"Hmmm... sulit," kata Trey. "Sulit. Memang sulit."

Profesor Cedar melanjutkan, "Saya sudah memberi Anda rencana sempurna untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan. Isa dan Jiyoon bertengkar, dan ini perdana terjadi sepanjang persahabatan mereka. You set them up on their journey."

Kata Trey, "Dar, kita ini sudah lama berteman. Kamu tega mengkhianati saya? Jika begitu, pertemanan kita saya anggap tuntas sampai di sini, Dar."

"Saya bisa buka suara soal isi esai Jiyoon itu. Tapi kalau Anda berani bawa-bawa Isa, saat itu saya marah dan bisa bertindak keras," kata Profesor Cedar dengan marah.

"Hahaha, sudah saya duga," kata Trey sambil meminum es tehnya. "Tapi kamu harus tahu, ya, Dar. Anak kamu yang paling kecil itu sengaja saya libatkan dalam petualangan ini sebagai liability untuk kamu. Jadi, kalau kamu buka mulut sedikit saja, dia akan menerima akibatnya."

Trey kemudian melanjutkan, "Anak kamu itu adalah calon ahli sastra yang handal dan mandiri, tapi, ya... anak muda yang bodoh dan gampang diperalat."

DUK! Profesor Cedar memukul Trey. Dia marah karena Isa dicaci-maki oleh ayah Jiyoon.

"KENAPA KAU LIBATKAN ANAKKU?!" bentak Profesor Cedar.

"Sekarang kamu tahu dampaknya jika membiarkan anak kamu bertualang dengan anak saya?" kata Trey. "Bahkan burung pun tahu kau adalah profesor gadungan."

"Baiklah. Pertemanan kita berhenti," kata Profesor Cedar. "Saya akan menelepon Jiyoon dan bilang ke dia kalau kau berulah lagi."

"Ya sudah jika itu keputusanmu, Dar. Petualangannya belum selesai, tetapi dia akan menempuh ujian terberatnya sebelum ke Altipol dan menyelesaikan esainya," kata Trey. "Dia akan menemukan jawaban atas petualangannya... di Arbadi!"

Sementara itu, Jiyoon dan Jake kembali ke Itnaras dan mendapati Roda Arceus hilang entah ke mana. Mereka menunggu beberapa jam, namun rodanya tak kunjung muncul.

"Sambil nunggu kita langsung caw aja ke Arbadi," kata Jake. "Jihan tinggal di sana kan? Nemenin mamanya?" Jake kenal betul dengan keluarga Jihan dan mendengar bahwa mama tercinta Jihan, Minkyeung, baru saja diterima kembali di tim penyelamat luar angkasa Letnan Rowoon Osterdahl, sebagai sersan. Di antara semua anggota Weeekly, Jihan-lah yang rumahnya paling jauh dari sekolah karena tinggal dengan sang mama di Arbadi. Ayah dan kakak perempuannya masih di Galar.

Kemudian pak tua yang tadi mengatakan pada Jiyoon, "Kalian nyari Roda Arceus? Oh, maaf, tadi dibawa pulang oleh sosok misterius berjubah. Tidak ada yang tahu siapa mereka. Tapi kalo kamu tahu siapa mereka, setidaknya kamu punya keberanian untuk membasmi mereka."

"Don't worry, Pak. Saya dan Jake akan berusaha keras mencari tahu siapa mereka," kata Jiyoon.

Jiyoon dan Jake melanjutkan perjalanan mereka ke Gradient Oasis. Team Ozone ada di sana... dan mereka tampak sedang merencanakan sesuatu.

"Cari sampe ketemu! Jangan sampai identitasnya bocor!" itu suara Salma, salah satu admin Team Ozone.

"Sorry, Sal, kita gak tahu apa yang kita cari. Emang kita cari apa, Sal?" tanya pegawai Team Ozone kepada Salma.

"Laptop si Jiyoon. Lupa?" tanya Salma.

"Bah, si Jiyoon aja lo gak kenal," kata pegawai Team Ozone yang lain.

"Gue gak kenal Jiyoon, tapi tahu karena kita kerja buat bapaknya," kata Salma. Dia kemudian mulai menyanyi.

(musik: La Zarra - "Evidemment")

Setelah menyanyi, Salma berkata, "Begitu kita dapat Azarera dan Shemorera, kita ikat mereka dengan hula hop ini, lalu kita gunakan data dari laptop Jiyoon untuk melemahkan mereka, jadi dia tidak akan bisa berbuat apa-apa."

"Itu bukannya Roda Arceus?"

"Terserah kalian nyebut ini apa, kita harus tangkap Azarera dan Shemorera dengan ini demi uang, lalu kita akan kaya raya!"

"Hahaha... bagus juga ide lo, Sal! Ke Hutan Arbadi!"

Team Ozone langsung ke Hutan Arbadi untuk menjalankan rencana mereka dengan sempurna. Dan karena hari semakin larut akhirnya Jiyoon dan Jake memutuskan untuk mencari Pokemon di Gradient Oasis sebelum ke Arbadi. Karena kabarnya, gym battle ketujuh lebih sulit dari gym battle lain.

(musik: Andrew Lambrou - "Break a broken heart")

Pokemon di Gradient Oasis:
1. Thundoryx (Electric)
2. Strutridge (Ground/Fighting)
3. Madamaw (Fairy/Poison)
4. Ninetales (Fire)
5. Camerupt (Water/Ground)
6. Absol (Dark)
7. Gurdurr (Fighting)
8. Maractus (Grass)
9. Rufflet (Normal/Flying)
10. Vullaby (Dark/Flying)

Sambil mencari Pokemon, Jiyoon dan Jake sesekali bermain kejar-kejaran dan menunjukkan momen romantis mereka.

Karena tidak ada Pokemon yang dapat mereka temukan, mereka memutuskan untuk langsung ke Arbadi. Mereka harus melalui Hutan Arbadi.

"Yoon," kata Jake.

"Ya, Jek?" tanya Jiyoon.

"Berdasarkan informasi yang gue dapat, Hutan Arbadi ini adalah hutan buatan, hasil buah tangan kecerdikan manusia dan Pokemon. Dulu tanah di sini kebanyakan gurun, tapi melalui proses penghijauan, mereka berhasil mengembangkan hutan buatan di sini tempat bertahan hidup dan berkembang biaknya Pokemon. Di sini penebangan hutan sangat dilarang," kata Jake panjang lebar.

"Oh, begitu," kata Jiyoon dengan singkat.

Mereka menyusuri setiap sudut Hutan Arbadi sambil mencari Pokemon untuk Jiyoon.

(musik: Blanca Paloma - "Eaea")

Pokemon di Hutan Arbadi:
1. Kecleon (Normal)
2. Psycholeon (Normal/Psychic)
3. Lurantis (Grass)
4. Passimian (Fighting)
5. Oranguru (Normal/Psychic)
6. Drampa (Normal/Dragon)
7. Dusclops (Ghost)
8. Ratdozer (Normal/Ground)
9. Phasmasc (Bug/Fighting)
10. Vitendril (Grass/Fairy)
11. Vivitess (Grass/Fairy)
12. Steenee (Grass)
13. Tranquill (Grass/Flying)
14. Unfezant (Grass/Flying)
15. Golett (Ghost/Ground)
16. Vigoroth (Electric)
17. Mysowine (Ground/Poison)
18. Tropius (Grass/Flying)
19. Swoobat (Psychic/Flying)
20. Plumace (Dark/Flying)
21. Awflea (Bug/Ghost)
22. Claustrap (Bug/Steel)
23. Menhiss (Grass/Dragon)
24. Pawniard (Dark/Steel)
25. Feebas (Water)
26. Actite (Rock/Flying)
27. Glowtle (Bug/Electric)
28. Luminsect (Bug/Electric)
29. Activolt (Electric/Fire)
30. Pinsir (Bug)
31. Heracross (Bug/Fighting)
32. Scyther (Bug/Flying)
33. Dreadigon (Dragon/Rock)

Ketika sampai di penghujung hutan, Team Ozone menghadang Jiyoon dan Jake. Ternyata mereka mengambil laptop Jiyoon dan membocorkan rahasia bahwa Jake adalah seorang alien. Namun supaya Jake tidak tahu, para pegawai Team Ozone menjejalkan ikan sebakul untuk Jake sampai dia sakit. Jiyoon pun mengajak para pegawai Team Ozone beradu Pokemon.

Jiyoon pun menyerah kalah.

"And we wouldn't have made it here, too, if it weren't for your pesky alien friend!" marah si pegawai Team Ozone dalam bahasa Inggris. Tanpa sengaja, rahasia itu terdengar oleh Jake.

"Lo ngomong apa?!" Jiyoon akhirnya kehabisan kesabaran.

"Ngaku aja, lo selama ini ditemenin alien kan?!" kata si pegawai Team Ozone. "Kita udah tahu semuanya, Jiyoon, bahkan tanpa lo kasih tahu kita juga udah tahu! Sekarang kita akan serahin laptop lo ke Trey!"

Dan benar saja, karena malu rahasianya terbongkar oleh Team Ozone, Jake marah pada Jiyoon. Mereka bertengkar hebat dengan nyanyian dan tarian.

(musik: Albina dhe Familja Kelmendi - "Duje")

Lagu pun selesai.

"Ternyata selama ini gue salah nilai lo, Jek. Gara-gara lo, Team Ozone membocorkan semuanya. Mereka membocorkan rahasia yang kita semua gak boleh tahu, bahwa... bahwa..." Jiyoon sesenggukan menahan tangis.

"Bahwa gue alien, kan?!" sembur Jake kepada Jiyoon. "Ya udah, pertemanan kita tuntas sampai sini! Gue juga udah gak sanggup punya teman yang gak bisa jaga rahasia kayak lo!" Jake pun berlalu sambil menangis terisak-isak. Dia sangat malu.

"Fine! If that's what you want, Jek, I will go! Nobody wants to have an alien friend like you! Just freaking go away! Leave my sight!" Jiyoon marah-marah dalam bahasa Inggris.

Kini sayap-sayap itu patah. Jiyoon kehilangan dua sahabat. Pertama Isa, sekarang Jake.

Sementara itu, di Asone Academy...

"Soojin, Monday, Soeun, Jaehee, dan Zoa. Kalian mempermalukan nama baik sekolah. Jiyoon yang seharusnya menjadi panutan kalian, ternyata identitasnya bocor oleh Team Ozone dan mereka membocorkan bahwa dia anak Trey Shin, politikus dan penjahat korup. Di pikiran kalian ada apa? Kok bisa sampai Team Ozone membocorkan rahasia Jiyoon dan temannya yang alien itu? Ini rahasia kita, ini rahasia sekolah. Harusnya tidak diketahui oleh tim jahat," omel Profesor Cattelan.

"Bukan salah kami, Profesor. Jiyoon bertengkar dengan Isa," kata Soojin.

"Yayasan sudah mendengar soal pertengkaran Jiyoon dan Isa. Kabar ini sudah sampai telinga ayah mereka masing-masing. Ternyata ayah Jiyoon bagian dari Team Ozone yang berencana menghindarkan manusia dari Pokemon sekaligus membangun hotel bintang lima yang membahayakan langit karena polusi cahaya," kata Profesor Cattelan.

"Saya kehabisan kata-kata. Saya ingin kalian berhenti bicara dulu dengan Jiyoon untuk sementara sampai Trey akhirnya kalah," tutup Profesor Cattelan.

"Prof," kata Jaehee, murid kelas A tercantik. Matanya berkaca-kaca.

"Ya?" kata Profesor Cattelan.

"Kami akan mencari cara untuk melawan Trey bersama-sama. Jiyoon tidak bisa melawan ayahnya sendirian. Sampai ada cara yang bisa kita lakukan untuk membantu Jiyoon membasmi ayahnya, kami akan puasa bicara dulu dengannya. Kami juga tahu Jiyoon ada masalah dengan ayahnya," kata Jaehee sambil menangis.

"Kami sahabatnya, Prof," Zoa terisak.

"Tidak ada urusan. Anak komplotan penjahat bukan sahabat kalian," Profesor Cattelan berlalu sambil melengos marah.

(musik: Marco Mengoni - "Due vite")

Momen sedih...
Selama latihan muay thai, Soojin hanya termenung di sudut ruangan sambil memikirkan Jiyoon.
Monday hanya duduk di tepi kolam renang, tempat favoritnya. Dia tidak berenang atau apa. Padahal Monday sangat suka berenang. Mungkin karena ingat Jiyoon, Monday termenung.
Soeun juga tidak bersemangat latihan band. Padahal, latihan musik adalah saat favoritnya. Soeun masih bermain cello dan saat ini bergabung dengan band sekolah, di mana dia memegang posisi gitaris. Sang kekasih, Sunghoon, menanyakan kabarnya lewat telepon di Galar. Soeun berbohong pada Sunghoon bahwa dia baik-baik saja, padahal dia sedih ingat Jiyoon.
Pun halnya dengan Jaehee. Ketika melakukan kebiasaan rutinnya sebelum pulang sekolah yaitu mandi air dingin di kamar mandi sekolah, Jaehee hanya bisa menangis. Dia tidak merasa santai. Kemudian dia memeluk kakeknya, Daniel, sambil menangis setelah selesai mandi dan berpakaian. Jaehee sedih ingat Jiyoon.
Zoa pun tidak merespon ketika disuruh makan. Dia hanya asyik merakit mobil mainan di rumahnya sambil berlinang air mata karena kangen Jiyoon.

Akibatnya Weeekly harus terpecah untuk sementara.

Kesedihan juga dirasakan oleh anak-anak NewJeans.
Minji duduk di halte bus sambil menitikkan air mata karena tahu soal Jiyoon.
Hanni yang biasanya ceria, sekarang tidak demikian saat pergi ke taman hiburan. Hanni sedih ingat Jiyoon.
Danielle hanya bisa tertidur sedih sambil mendengarkan abangnya, Paul, menyanyi. Padahal biasanya mereka suka karaoke bersama.
Haerin berbaring sambil maskeran. Wajahnya berseri setelah maskeran, namun kita tahu Haerin menyembunyikan kesedihan.
Hyein termenung sedih di situs konstruksi bangunan.

Jiyoon berjalan dengan gontai ke rumah Jihan di Arbadi. Dia menangis di pelukan Jihan.

Jiyoon pun menjelaskan semuanya ke Jihan di kamar tidurnya yang serba pink setelah makan malam dengan keluarga Jihan.

"Oh, jadi lo dicampakin Jake sekarang? Atas perbuatan yang gak lo lakuin?" tanya Jihan.

Jiyoon mengangguk pelan.

"Sabar, Yoon. Gue juga pernah ada di posisi lo. Gue masih pacaran sama Jungwon sampe sekarang. Tapi pernah gue dicampakin karena gue dianggap mengganggu dia latihan band pas kita lagi ke Italia dulu," kata Jihan.

"Tapi Jake satu-satunya orang yang gue percaya, Ji! Sekarang dia lebih memilih Isa kebanding gue..." kata Jiyoon.

"Jake? Isa? Jadi persahabatan kalian bertiga putus karena Trey tahu soal judul esai lo?" tanya Jihan.

"Ya," kata Jiyoon. "Gue mau tidur."

Malam itu, di Aleyad...

"Sayang, aku pulang," kata Trey sambil membuka pintu rumah.

"Trey, Trey, Trey," kata Jeanette dengan dingin. "Kamu ke mana aja?"

"Aku kerja untuk masa depan keluarga kita, Jeanette," kata Trey. "Kamu tahu itu, kan? Aku kerja untuk sekolah Jiyoon. Untuk Yeojin. Untuk kamu, Jeanette."

"Gak perlu dibahas, Trey," kata Jeanette. "Seantero Asone juga tahu kamu merencakan petualangan ini supaya persahabatan Jiyoon dan Isa diuji, kan?"

"Itu tidak penting dibahas, istriku," kata Trey. "Aku lapar. Kamu masak apa? Spageti? Nasi goreng? Mi goreng?"

"Tiada urusan, Trey," marah Jeanette. "Kamu menghancurkan masa depan anak kita. Anak kita, Trey!"

Trey lalu menenggak sebotol es tehnya.

"Ini yang aku benci dari kamu, Trey. Sejak kerja di Asone, kerjamu hanya mabuk dan minum es teh. Aku juga gak paham kamu habis berapa botol sampe perubahan sikap kamu juga gak kami ngerti," kata Jeanette.

Trey dan Jeanette lalu bertengkar hebat. Pertengkaran mereka disaksikan Yeojin. Akhirnya berujung Trey memukul Jeanette hingga lebam dan pingsan. Yeojin yang berusaha tegar di segala situasi, akhirnya menangis dan menelepon Jiyoon.

(musik: Alika - "Bridges")

Jihan berkata, "Yoon, telepon nih. Gue gak tahu dari siapa. Bunyi-bunyi terus dari tadi sampe gue mau manjain diri di kamar mandi aja gak tenang."

"Lo aja yang angkat, Ji. Gue mau tidur," kata Jiyoon.

Alangkah kagetnya Jihan saat menerima telepon dari Yeojin yang mengatakan...

"Jihan, ini Yeojin, adik Jiyoon. Ayah ingin menculik Jiyoon dan menyerahkannya ke Pangeran Rafi untuk disandera."

Jihan langsung menyerahkan ponsel Jiyoon dan berkata, "Yoon, adek lo nih. Penting katanya."

Tetapi Jiyoon sudah tidur.

Sementara itu Team Ozone sedang merencanakan sesuatu di Menara Ozone... dan Trey langsung ke sana setelah berurusan dengan Jeanette dan Yeojin. Mereka berpesta. Suara mereka terdengar sampai rumah Jihan, yang membuat Jiyoon tambah keberisikan. Jiyoon tahu ayahnya berulah lagi.

(musik: Kaarija - "Cha cha cha")

"It's crazy, it's party!" kata Trey sambil menjulurkan lidah.

Lantas apakah Jiyoon dapat mengalahkan Trey di bagian akhir "A Musical Revolution" yang akan tayang besok?
Stay tuned!

Tabik,
Yudhistira Mahasena

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun