"Ya, anakku?" tanya Profesor Cedar.
"Isa mau mandi," kata Isa kepada papanya. Bila Isa sedang sedih atau kesal, dia melampiaskan rasa sedih atau kesalnya itu dengan mandi di bak mandi.
"OK," kata Profesor Cedar.
(musik: Remo Forrer - "Watergun")
Isa kemudian mandi air hangat. Dituangnya sabun cair favoritnya ke dalam bak mandi. Dia melepas pakaiannya, mengikat rambutnya, dan melompat ke bak mandi. Busa sabun menempel di pipinya. Isa merasa air hangat dapat menghilangkan rasa kesalnya. Kemudian dia menggerai rambutnya dan keramas. Ketika sedang keramas, Isa mengingat semua kenangan yang dia lalui bersama Jiyoon. Dia merasa bersalah telah memutus persahabatannya dengan Jiyoon dan menyakiti perasaannya saat di Belyyk. Isa lalu membenamkan kepalanya ke bak mandi dan mengikat kembali rambutnya sebelum menyabuni tubuhnya. Wanginya membuat Isa rileks dan kulitnya jadi glowing dan lembut.
Isa berendam selama sejam. Selesai mandi, dia kemudian menulis surat untuk Profesor Cedar sambil berlinang air mata. Di sini akhirnya Isa menangis parah. Dia tuangkan semua emosinya dalam secarik kertas.
"Pa, Isa sudah tidak tahan lagi.
Isa tadi berantem sama Jiyoon.
Isa bukan teman yang baik.
Isa ingin minta maaf ke Jiyoon.
Isa ingin masalah ini cepat selesai.
Isa sayang Jiyoon."
- Isabel Cedar, putri bungsu papa
Profesor Cedar mengerti isi surat putri bungsunya. Dia bergegas menuju kediaman Trey di Gimelhab Selatan.
Lain halnya di Talatar. Jiyoon dan Jake mendapati suasana mencekam. Kilang minyak terbakar. Jiyoon dan Jake memutuskan untuk berpencar dan membantu memadamkan api.
"Jek, lo bantuin yang di sisi sana, gue bantuin yang di sisi sini," kata Jiyoon.
Dan ini bagian yang menyenangkan.
Alih-alih melawan Pokemon, Jiyoon dan Jake melawan elemen-elemen yang menghalangi mereka dalam menyelamatkan korban ledakan kilang minyak di Talatar.