Mohon tunggu...
Yudhistira Widad Mahasena
Yudhistira Widad Mahasena Mohon Tunggu... Desainer - Designer, future filmmaker, K-poper, Eurofan.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

He/him FDKV Widyatama '18

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

A Musical Revolution (Bagian 1)

24 Maret 2023   22:23 Diperbarui: 24 Maret 2023   23:06 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Gue juga bangga kita sahabat, Is," kata Jiyoon.

"Wow! Kalian tahu apa yang kalian lakukan. Kalian bertarung dengan cerdas. Kalian dan Pokemon kalian cukup menyukai satu sama lain. Profesor kira itu akan jadi ide yang bagus jika kalian simpan Pokemon itu dan jadikan peliharaan. Jaga dengan baik. Beri mereka makanan Pokemon setiap hari," kata Profesor Cedar. "Sekarang kalian cepat. Kalian sekolah siang, kan? Jangan terlambat. Jiyoon naik bus. Isa diantar Profesor. Sampai jumpa, Jiyoon!"

"Sampai jumpa, Profesor!" kata Jiyoon dengan mata berbinar.

Sebelum pergi ke sekolah, Jiyoon kembali masuk rumah dan memperlihatkan Eleafant kepada Jeanette.

"Apa ini? Pokemon? Alamak, cantiknya!" pekik Jeanette karena kagum. Kemudian dia menoleh kepada putri sulungnya dan berkata, "Jiyoon, sekarang kamu kan sudah besar. Sudah menjadi pelatih Pokemon. Jaga Eleafant baik-baik. Kalau lapar beri dia makan. Kalau sakit kasih dia minum obat. Belajar bertanggung jawab itu hal yang utama. Jagain Pokemon itu gak gampang."

Tiba-tiba, Profesor Cedar dan Isa datang berkunjung.

"Gue yakinin lo, Net, ini adalah salah satu dari tiga Pokemon yang paling ramah dan cerdas. Dan itu juga Pokemon yang sempurna buat ngelindungin anak lo dalam perjalanannya ke sekolah," kata Profesor Cedar kepada Jeanette. Profesor Cedar ternyata kenal orang tua Jiyoon sejak sebelum mereka menikah. Mereka dulu satu sekolah di SMA. Mereka jika mengobrol menggunakan lo-gue.

"Ah, gak usah ngerepotin, Dar. Jiyoon juga naik bus ke sekolah, kok," kata Jeanette.

"Bye, Bu. Jiyoon pergi sekolah dulu," kata Jiyoon. Diciumnya pipi Jeanette dengan lembut sebelum berlalu.

(musik: April - "Dream candy")

Sepanjang perjalanan Jiyoon naik bus dari Aleyad ke sekolahnya di kota Gimelhab, Jiyoon melihat pemandangan yang indah. Wingull beterbangan di atas laut Beit Raq. Lubbird turun ke sungai untuk mencari makan. Kawanan Blitzle dan Voltelope berlarian di padang rumput yang subur. Tanpa terasa, Jiyoon sampai di sekolahnya, Asone Academy. Di sinilah Jiyoon dan teman-temannya menimba ilmu. Jiyoon segera memasuki kelasnya, kelas A. Betapa beruntungnya Jiyoon, Isa menjadi teman sekelasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun