Jiyoon dan Yeojin segera menuruni tangga ke ruang makan, di mana Jeanette sudah menunggu kedua putrinya. Sarapan kali ini seperti biasa, hanya ramen instan. Namun hari ini spesial karena Jeanette menambahkan telur.
"Selamat pagi, Bu!" kata Jiyoon dan Yeojin serempak.
"Eh, anak-anak ibu yang cantik sudah bangun rupanya," kata Jeanette. "Yuk, makan."
Mereka makan dengan gembira dan tenang.
"Jiyoon," kata Jeanette.
"Ya, Bu?" kata Jiyoon.
"Kita kan sekarang pindah ke Asone karena pekerjaan ayah. Tetangga sebelah kita adalah teman kuliah ayah dulu. Katanya sih kamu mengidolakan dia, Yoon," kata Jeanette.
"Jiyoon udah lama ngidolain Profesor Cedar. Terus?" tanya Jiyoon.
"Katanya dia punya anak perempuan yang sebaya sama kamu. Kamu pasti akan senang temenan sama dia," kata Jeanette. "Tapi habisin dulu makanan kamu. Lalu, kamu salam ke Profesor Cedar. Hitung-hitung silaturahmi. Kamu juga akan disekolahkan di Asone."
Jiyoon segera menghabiskan ramennya dan ke rumah Profesor Cedar. Rumahnya hanya beberapa langkah dari rumah keluarga Jiyoon. Sesampainya di sana, Profesor Cedar membukakan gerbang.
"Selamat datang di Aleyad! Kamu pasti Jiyoon, kan? Ayah kamu cerita soal anak yang masuk sekolah yang sama dengan anak saya. Kamu pasti akan senang temenan dengan dia. Mau saya panggilkan dia?" sapa Profesor Cedar ramah.