Mohon tunggu...
Yudhistira Widad Mahasena
Yudhistira Widad Mahasena Mohon Tunggu... Desainer - Designer, future filmmaker, K-poper, Eurofan.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

He/him FDKV Widyatama '18

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Brilliant Diamond and Shining Pearl (Bagian 6 - Akhir)

14 Mei 2022   20:29 Diperbarui: 18 Mei 2022   15:28 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Lo ngomong apa sama nyokap-bokap gue?" kata Jihan.
"Ji..." kata J dengan tatapan memelas.
"Lo tarik napas yang dalam. Lo mulai emosi, Ji," kata Yoon.

Jihan benar-benar emosi sekarang.

"Argh!" geram Jihan sambil mendorong meja. "Lo tuh butuh duit gue, kan?!" nada suaranya meninggi. "Dari awal sejak gue menginjakkan kaki di Italia, yang lo incar cuman duit gue, kan?!"
"Jihan, jaga mulut lo," Sumin mulai tidak sabar.
"Nggak ada yang peduli sama gue!" Jihan sangat marah.
"HEY!" kali ini Seeun yang paling marah. Lebih marah dari ketika dia menuduh Jihan berkhianat pada sahabat-sahabatnya di Pegunungan Alpen demi Jungwon. Kali ini dia mencengkeram baju Jihan dan memelototinya.

"Lo jangan macam-macam ama keluarga gue, ya. Lo kan yang bikin mati bokap gue?" kata Seeun dengan nada penuh ancaman.
"Keluarga? Ini?!" kata Jihan sambil menunjuk Sumin, Yoon, dan J. "Lo semua iri kan? Sama nyokap. Karena kehidupannya di Italia jauh lebih baik dari lo semua!"
"JANGAN SEMBARANGAN, JIHAN!" kali ini kesabaran Seeun sudah habis. Dia menonjok wajah Jihan sampai jatuh ke lantai. Jihan kali ini menangis dan berlari ke kamarnya untuk berkemas dan pulang ke Galar.
"Aku belum puas..." kata Seeun sambil meraih kursi dan berencana membantingkannya ke tubuh Jihan.
"Se, sabar, Se!" kata Sumin.

Jihan meminum pil penenang yang dia kantungi sejak hari pertama di Italia. Dia mengemasi bajunya dengan berlinang air mata dan berlari keluar dari rumah Sumin.

"Gue akan buktiin kalo lo semua bohong! Mulai detik ini, gue keluar dari skuad cheerleading!" Jihan melepas baju luar angkasanya dan berganti baju dengan kaus polos berwarna putih dan celana jins hitam. Sumin bingung dengan perubahan sikap sahabatnya.

"Jihan marah. Ayo, kita susul dia," kata Sumin.

Seeun pun akhirnya marah pada Sumin sementara Jihan memakai jaket pinknya.

"Lo pada tahu nggak sih, kenapa mereka mati?! Bokap gue mati karena kecelakaan tunggal, dan bukan Jihan yang ngebunuh dia! Paman gue mati karena keracunan obat! Ngerti nggak lo?!" kata Seeun yang masih marah.
"Terus, nenek-kakek lo meninggal kenapa?" tanya Yoon.
"Ya karena udah tua!" jawab Seeun.
"Lah terus kenapa lo selama ini bolak-balik nyalahin Jihan atas kematian bokap lo?" tanya Sumin.
"Lo pernah ngerasain nggak sih, nyusahin nyokap lo yang ngelahirin lo?! Lo pada nggak pernah ngelahirin sih! ARGH!" Seeun benar-benar marah sekarang.

Kali ini Yoon dan J mengomeli Sumin.

"You can't say that, dude," omel J dalam bahasa Inggris.
"I meant the right thing!" kata Sumin.
"Yeah, but you can't say those words, you idiot!" J semakin marah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun