Mohon tunggu...
Yudhistira Widad Mahasena
Yudhistira Widad Mahasena Mohon Tunggu... Desainer - Designer, future filmmaker, K-poper, Eurofan.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

He/him FDKV Widyatama '18

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Brilliant Diamond and Shining Pearl (Bagian 6 - Akhir)

14 Mei 2022   20:29 Diperbarui: 18 Mei 2022   15:28 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ji, gue tuh sebagai pacar kurangnya apa sih?" tanya Jungwon.
"Kita putus!" kata Jihan.
"Kenapa?" tanya Jungwon sambil merobek cek yang diberikan Jihan. "Kenapa?"

Jihan berlinang air mata, sedangkan Jungwon mencoba tetap tegar.

"Lo tuh nggak pernah tahu kan? Bahwa selama ini gue yang harus ngejagain papi di rumah. Lo juga nggak pernah tahu bahwa gue nggak tahan setiap hari lihat papi sedih. Gue yang harus nemuin badan mami udah dingin di lantai ruang TV gegara kena stroke, Ji. Lo di mana? Lo harusnya ada buat gue pas pemakaman dia, kan? Lo di mana?" kali ini Jungwon emosi. "Kalo lo emang nggak mau gue ada, Ji, lo ngomong sekarang! Ngomong! Ayo, Ji! Ngomong!"
"Jungwon, maaf gue disuruh mutusin elu!" Jihan angkat bicara. "Gue udah mutusin elu!"

Jihan mengakui kejadian yang sebenarnya.

"I'm a bad girlfriend. Everytime I see your face... I just can never forgive myself. I wasn't there in your mom's funeral and I felt awful. Just hate me... JUST HATE ME!!!" Jihan menangis sejadi-jadinya.

Jungwon pun meneteskan air mata dan... dia mencium pipi Jihan untuk pertama dan terakhir kalinya. Selama ini dia tidak pernah mencium Jihan.

"Baik-baik, Ji. Aku cinta kamu," kata Jungwon.

Itulah kata-kata terakhir yang dia ucapkan untuk Jihan. Setelah itu dia kembali ke rumahnya dengan perasaan lega.

Sementara itu, Hadi dan Mirna mendapati Jihan menangis di pinggir jalan. Mereka memeluk sahabat mereka dengan penuh kasih sayang. Jihan diantar pulang ke Hammerlocke, kota tempat tinggalnya.

"Gue merasa bersyukur punya sahabat kayak lo berdua," kata Jihan di rumah Hadi dan Mirna.
"Jihan, maafin kita berdua ya. Kita udah malu-maluin lo selama di Italia," kata Hadi. "Gue janji itu nggak akan pernah terulang lagi."
"Maafin gue juga, Di, Mir," kata Jihan. "Selama ini gue bukan teman yang setia."
"Dan... Ji, gue harus ngomong sesuatu sama lo. Gue sebenarnya... sepupu lo... bokap gue abangnya bokap lo..." kata Mirna. "Dan bokap lo berhutang permintaan maaf sama lo. Lo udah boleh pulang."

Jihan akhirnya pulang ke rumahnya di Galar, yang tepat di sebelah rumah Hadi dan Mirna. Jihan membuka pintu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun