Mohon tunggu...
Yudhistira Widad Mahasena
Yudhistira Widad Mahasena Mohon Tunggu... Desainer - Designer, future filmmaker, K-poper, Eurofan.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

He/him FDKV Widyatama '18

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Brilliant Diamond and Shining Pearl (Bagian 6 - Akhir)

14 Mei 2022   20:29 Diperbarui: 18 Mei 2022   15:28 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ah, ya. Sumin, lo ketinggalan sesuatu. Ini. Bagian dari program lo yang ketinggalan," kata Jihan sambil memberikan sebuah boneka kecil. Ternyata bagian itu yang hilang dari program Sumin.
"Ternyata ini yang gue cari-cari selama ini. Makasih udah ngasihin bagian yang hilang dari program gue. Lo sahabat terbaik gue," kata Sumin sambil memeluk Jihan. Kemudian dia memasangkan boneka itu ke program di laptopnya dan... voila! Programnya berfungsi. Ternyata WOLFBANANA.com adalah program pengiriman makanan berbasis pisang.

"Ini teknologi canggih. Serba canggih, super duper!" kata Sumin. "Mau banana split?" katanya lagi kepada Jihan.
"Mau banget!" kata Jihan.

Sumin pun mentraktir Jihan dkk. es krim banana split di restoran gelato terdekat dari tempat festival sebelum pulang ke rumah masing-masing untuk tidur.

Keesokan malamnya...

Ini saat yang berbahagia untuk Jihan. Dia akan menonton konser JRB di Pala Alpitour, Turin! Dia sudah menyiapkan semuanya. Bajunya terbaik, kulitnya putih bercahaya, wajahnya dirias cantik, dan rambutnya terurai. Dia berangkat dengan Arin dan Minkyeung naik mobil.

Ternyata di Pala Alpitour, teman-teman sekolah Jihan ikut menonton untuk mendukung teman mereka. Ada Hyeongseop, Haewon, Hyuk, Sullyoon, Euiwoong, Jinni, dll. Konsernya juga diurus oleh teman-teman sekolah Jihan. Bae, Jiwoo, dan Kyujin menjadi agen tiket yang memeriksa tiket yang dipegang penonton konser. Hanbin menjadi penata rias JRB, dan tentu saja ada Lily sebagai manajer.

"Nah, guys, ini konser terakhir kalian. Tampilkan yang terbaik karena yang menonton kalian satu sekolah! Gue juga teman sekolah kalian! Gue akan mendukung kalian! Selalu!" kata Lily. Dia memeluk Jungwon, Sunghoon, Intak, Changwook, Soeun, dan Sieun (yang sudah sehat dan ceria).

Singkat cerita, konser dibuka dengan meriah. JRB membawakan 10 lagu:
1. Zitti e buoni
2. Dark side
3. Intention
4. Valentine lost
5. Lock me in
6. Stripper
7. Hope (duet dengan Jihan)
8. Jezebel
9. Underwater sun
10. Keep evolving (lagu perpisahan)

Namun, di tengah-tengah konser, ketika di tengah lagu "Hope", seisi konser dibuat kaget ketika Steven muncul dengan tampang marah. Penonton lari tunggang langgang melihat Steven memasang tampang garang, mencari putri bungsunya yang lama hilang. Jihan kaget. Arin dan Minkyeung juga.

Steven memboyong Minkyeung, Arin, dan Jihan ke Galar. Di rumah mereka di Hammerlocke, beliau emosi dan memarahi keluarganya.

"Ayah, jangan marahin Jihan terus. Dia cuman pengen lihat konser," kata Arin.
"Kalian bikin malu keluarga. Kita boleh miskin! Boleh bangkrut! Tapi ayah tidak mau lihat kalian menjadi tidak sopan santun seperti kejadian tadi," kata Steven dengan marah.
"Siapa yang tidak sopan?! Jihan sudah mengantungi izin ke Italia lewat Hadi dan Mirna. Kenapa kau masih marah?!" kata Minkyeung.
"DIAM! Ini salah siapa coba? Salah ayah, kan?!" kata Steven masih marah. "OK, tidak usah dijawab. Ayah tahu ini semua salah ayah. SALAH AYAH. Gara-gara ayah kita jadi orang susah. Kalo bukan karena ayah, Arin pasti tidak akan gabung ke tim penyelamat luar angkasa bodoh itu."
"Ayah yang harus diam. Kalo bukan karena Jihan, Arin pasti tidak akan jadi orang pemberani seperti sekarang. Jihan-lah yang bikin Arin jadi orang pemberani," kata Arin mencoba tabah.
"KAMU JUGA DIAM!" bentak Steven. "Ini salah ayah. Kalo bukan karena ayah, kita pasti masih adem-ayem di rumah lama kita." Kemudian dia menoleh ke Jihan dan berkata, "Terutama kamu, Jihan. Kalo bukan karena ayah, pasti kamu tidak akan sesakit sekarang."
"Bukan Jihan aja yang sakit karena ayah," akhirnya amarah Jihan tidak terbendung. Dia menghampiri Minkyeung dan berkata, "Ma... bilangin sama ayah kalo mama juga masih sakit, Ma..." Dia menangis.
"Inikah caramu membalas ayah yang sudah membesarkanmu dengan penuh kasih mesra?" tanya Steven. "Teganya kau cemarkan nama baik ayah? Nama yang sudah membesarkanmu dengan susah payah?! Kalau aku tidak pensiun kerja, aku, aku sudah... KAU TARIK BALIK KATA-KATAMU, JIHAN!" Steven kemudian menampar Jihan dengan keras. "Ayah bertambah tua! Harusnya kamu di rumah, jagain ayah, belajar yang giat di rumah! JIHAN ITU SATU-SATUNYA TANGGUNG JAWAB AYAH!" bentak Steven dan kemudian menampar Jihan lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun