Mohon tunggu...
Yudhistira Mahasena
Yudhistira Mahasena Mohon Tunggu... Freelancer - Desainer Grafis

Ini akun kedua saya. Calon pegiat industri kreatif yang candu terhadap K-pop (kebanyakan girl group) dan Tekken.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

A Musical Revolution 2 (Bagian 2)

29 Maret 2024   23:45 Diperbarui: 29 Maret 2024   23:47 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillahirrahmanirrahim.

Sebelumnya di A Musical Revolution 2...
Isabel "Isa" Cedar, putri bungsu Profesor Cedar, menjalani hidupnya sebagai siswi pertukaran di Naranja Academy, sekolah khusus wanita di kota Mesagoza, Paldea. Hari-hari pertamanya dihabiskan dengan bersahabat dengan Eunchae, diganggu Gaeul, dan menjadi adik kelas band idolnya, Xdinary Heroes. 

Empat bulan kemudian, Asone Academy, sekolah Jiyoon, sahabat Isa, mengadakan kontes artikel ilmiah dengan hadiah liburan ke Paldea. Jeanette Cho, ibu Jiyoon, tidak setuju putri sulungnya ke Paldea karena ada banyak Pokemon liar berkeliaran di sana, seperti yang beliau lihat di TV.

- Bagian 2 -

Malam itu, Jiyoon bersiap hendak tidur malam. Sebelum tidur, dia melakukan video call dengan Isa di Paldea, yang sudah empat bulan menjalani masa pertukaran di sana.

"Yoon, serius lo mau ke Paldea?" tanya Isa di video call.

"Iya, Is," kata Jiyoon.

"Wah, asyik! Udah empat bulan kita terpisah, dan gak sangka kita ketemu lagi. Gue seneng banget, Yoon!" kata Isa.

"Iya, tapi... nyokap gue gak ngizinin gue. Katanya banyak Pokemon liar gitu di Paldea. Mereka diklaim dateng dari masa lalu, jadi mereka buas-buas," kata Jiyoon.

"Oh, gitu. Eh BTW apa kabar si Yeojin? Gue udah kangen banget sama dia," kata Isa dengan wajah memelas.

"Yeojin baik. Dia sekarang sekolah di sekolah kita, tahun pertama," kata Jiyoon.

"Wah, jadi adik kelas kita dong? Jadi pas nanti gue udah balik ke Asone, gue bakalan sering ketemu dia... cubit-cubitin pipinya yang gemes itu..." Isa gemas sekali pada Yeojin.

"Iya, iya... tapi lo tidur dulu gih, besok lo sekolah. Gue juga sekolah, kali," kata Jiyoon. "Nyokap gue bilang gak boleh tidur kemaleman."

"Oke, kita video call-an lagi kapan-kapan, tapi ajak anak-anak Weeekly yang lain," kata Isa. "Gue mau tidur dulu. Dadah! Selamat tidur, Yoon!" tutupnya dengan ceria.

"Selamat tidur juga, Is," kata Jiyoon.

Jiyoon pun terlelap dan memasuki alam mimpi, menanti petualangannya yang akan datang.

Keesokan paginya...

(musik: Hera Bjork - "Scared of heights")

Jiyoon bangun pagi-pagi sekali. Dia bergegas mandi dan berpakaian, lalu sarapan. Tak lupa, dia mencium tangan Jeanette, ibunya tercinta, sebelum pergi sekolah dengan berjalan kaki. Dia berjalan dengan ceria. Jiyoon berangkat bersama Jaehee dan Zoa. Kemudian sesampainya di sekolah, Jiyoon dan Jaehee memasuki kelas mereka, kelas 3A, sebelum jam pelajaran pertama, yaitu kimia. Gurunya adalah Profesor Alesha Dixon, wali kelas 3B dan ibu kepada Evan, mantan musuh bebuyutan Jake. Setelah menjadi manusia permanen, Jake kini menjadi kakak kelas sekaligus pacar Jiyoon, di mana dia duduk di kelas 4A.

Sumin, sahabat Jihan di "Brilliant Diamond and Shining Pearl", duduk di kelas 3A, di mana dia adalah siswi pertukaran dari Paldea yang sekarang sedang menempuh pendidikan di Asone Academy. Mereka duduk sebangku. Namun, olala, Sumin sering tidak fokus pada pelajaran selama masa pertukarannya di Asone. Dia lebih banyak mengobrol dengan Jihan. Sikap Sumin sering membuat Jiyoon dkk panas hati.

"Anak-anak, laju reaksi merupakan berkurangnya konsentrasi pereaktan akibat reaksi. Laju reaksi memiliki kaitan dengan waktu. Apabila waktu yang dibutuhkan singkat, maka lajunya besar. Dan apabila waktu yang dibutuhkan panjang..." jelas Profesor Dixon, yang mana penjelasannya terpotong karena Sumin dan Jihan banyak mengobrol.

"CUKUP!" marah Profesor Dixon. "Sumin, kamu siswi pertukaran di sini, jadi saya akan kasih kamu peringatan. Sedangkan kamu, Jihan, saya berharap lebih dari seorang siswi berprestasi. Perhatikan," lanjut beliau.

"Baik, Prof," kata Jihan.

"Sekarang kita sampai mana? Oh iya, penyebutan satuan dalam laju reaksi dinyatakan dengan M/s (molaritas per detik), atau molaritas. Molaritas itu sendiri ialah ukuran yang menyatakan banyak mol zat terlarut dalam satu liter larutannya," lanjut Profesor Dixon dengan penjelasannya yang sempat terpotong obrolan Sumin dan Jihan.

Jiyoon hanya bisa geleng-geleng kepala melihat sikap Sumin. Namun dia tetap mencatat apa yang dijelaskan Profesor Dixon. Hingga tiba-tiba...

*TOK TOK TOK*

Seseorang mengetuk pintu. Itu adalah Profesor Cattelan.

"Permisi, Profesor Dixon. Bisa saya bicara dengan Jiyoon, siswi terbaik saya di pelajaran fisika? Saya ada urusan dengannya," kata Profesor Cattelan.

"Boleh-boleh," kata Profesor Dixon. Kemudian beliau menoleh ke arah Jiyoon dan berkata, "Yoon, kamu dipanggil Profesor Cattelan. Beliau bilang ada urusan penting terkait artikel yang dilombakan."

"Siap, Prof," kata Jiyoon. Dia kemudian disuruh ke ruang guru dan menghadap Profesor Cattelan.

- DISKUSI -

(musik: Isaak - "Always on the run")

"Jiyoon, siswiku yang paling pintar fisika di kelas 3A," kata Profesor Cattelan, "ada perubahan penugasan."

"Maksudnya, Prof?" tanya Jiyoon.

"Setelah berunding dengan Bu Kepsek, kami memutuskan bahwa yang menulis esai astronomi itu Danielle dari kelas 3B. Sedangkan kamu..." kata Profesor Cattelan.

"Saya?" tanya Jiyoon lagi.

"Kamu akan menulis artikel eksklusif tentang Paradox Pokemon. Untuk melakukannya, kamu akan melakukan penelitian lapangan langsung di Paldea," jelas Profesor Cattelan.

"Paldea, Pak?" Jiyoon tidak yakin.

"Iya," kata Profesor Cattelan singkat.

Jiyoon kecewa karena harus batal menulis tentang topik favoritnya. Tetapi sejenak kemudian dia menenangkan diri karena dia ingat, ke Paldea berarti dia bertemu Isa. "Tapi saya bakal ketemu Isa lagi, kan, Prof?"

Profesor Cattelan terdiam sejenak. Kemudian beliau berkata, "Jiyoon, my girl, you're great in physics and space, but I gave the job to Danielle because--"

"Karena Danielle anak Profesor?" Jiyoon mulai emosi. Dia tahu betul Profesor Cattelan memiliki dua anak yang juga bersekolah di Asone Academy, yaitu Danielle dan abangnya, Paul.

"Saya bukan memberikan tugas tersebut pada Iyel karena dia anak saya, tapi karena menulis tentang astronomi adalah tanggung jawab yang sangat besar. Let's face it, dia lebih... tahu banyak tentang luar angkasa daripada kamu," kata Profesor Cattelan panjang lebar.

(musik: Raiven - "Veronika")

Jiyoon pun benar-benar emosi. Dia memutuskan melampiaskan emosinya tersebut lewat berlatih ninjutsu di dojo dekat Asone Academy. Pertama esainya batal dan kedua dia harus berhadapan dengan Sumin yang cerewet di kelas. Jiyoon merasa hidupnya hancur.

Setelah selesai berlatih ninjutsu, Jiyoon pun menumpahkan kekesalannya terhadap Profesor Cattelan yang mendadak merubah tugas artikelnya kepada pacar dan kakak kelasnya, Jake. Dia sedang belajar matematika, diampu oleh Profesor Malin Akerman, wali kelasnya.

"Profesor Akerman, saya izin dulu," kata Jake dengan sopan. "Ada yang mau mengobrol dengan saya."

"Silahkan, Jake," kata Profesor Akerman.

Kemudian Jake dan Jiyoon mengobrol.

"Jek, masak tugas artikel aku mendadak dirubah sama Profesor Cattelan, terus yang dikasih tugas artikel astronomi Danielle, adiknya Paul," adu Jiyoon kepada Jake.

"Danielle? Jadi Profesor Cattelan ngasih tugas yang harusnya ke kamu ke anaknya sendiri? Hahaha, ini pasti nepotisme!" tawa Jake. Namun kemudian dia terdiam sejenak dan berkata, "Tapi, Yoon, aku ngerti perasaan kamu. Kamu gak dibolehin sama ibu kamu ke Paldea walaupun untuk field research tentang Paradox Pokemon. Tapi aku kasih tahu kamu, Yoon, kalo usaha kamu bakal terbayar dengan ketemu lagi sama Isa. Aku juga kangen sama dia," kata Jake.

"Tapi kamu gak akan ninggalin aku demi dia kan?" tanya Jiyoon. "Demi dia yang kulitnya jauh lebih bagus dari aku?"

Jake tahu betul sikap Jiyoon yang selalu insecure dengan kulitnya sendiri, walaupun kulitnya juga putih, lembut, dan halus.

"Ya enggak lah. Aku gak nilai seorang cewek dari kulitnya, tapi dari prestasi akademiknya. Lagian di antara kamu dengan Isa, Yoon, aku masih lebih memilih kamu yang prestasi akademiknya jauh di atas Isa, yang sering menang olimpiade astronomi sana-sini, bahkan ketika masih tinggal di Houston dulu," kata Jake. "Sekarang mending kamu fokus sama artikel kamu."

"Oke, Jek," kata Jiyoon sebelum kembali ke kelasnya.

Keesokan harinya...

(musik: Windows95man - "No rules!")

Dua pria muda berjalan menyusuri koridor kelas. Mereka adalah Rony Parulian dan Paul Cattelan, dua tukang onar di Asone Academy. Mereka berdua duduk sekelas dengan Jake, di kelas 4A. Sebenarnya hanya Rony yang sering usil, terutama jika menyangkut berurusan dengan anak-anak Weeekly. Pernah sekali dia merampas permen lolipop Jihan dan membantingnya ke lantai sehingga dia menangis. Dia juga pernah menjambak rambut Zoa dan menempelkan permen karet ke atasnya.

Paul sebenarnya tidak mau ikut campur dengan sikap nakal Rony, tetapi dia punya satu masalah: dia suka minum alkohol seperti ayahnya. Akibat kebiasaan minum-minumnya ini, Paul sering dipanggil ke ruang kepala sekolah dan ditegur.

Namun yang paling parah dari Paul adalah kebiasaannya yang satu ini. Setiap jam pulang sekolah dia selalu berdiri di samping kelas 3A hanya untuk menunggu Jaehee keluar dan menyentuh rambutnya. Jaehee sebenarnya tidak keberatan rambutnya dipegang, namun kejadian ini selalu terlihat oleh Danielle, yang kemudian menjewer telinga abangnya dan menyeret dia ke rumah. Rumah keluarga Profesor Cattelan memang dekat dari Asone Academy, within walking distance, jadi Paul dan Danielle bisa berjalan kaki pulang-pergi.

Rony juga memiliki sifat yang pemarah dan kasar. Hampir setiap hari dia bertengkar dengan adiknya, Rona, ketua kelas 3A. Karena satu sebab utama: Rona suka sok dewasa terhadap Rony.

Cara Rony dan Paul berurusan dengan siswa-siswi Asone Academy sering membuat para anggota Weeekly panas hati.

Beberapa menit kemudian...

(musik: Natalia Barbu - "In the middle")

Seorang wanita muda yang kira-kira sebaya Jiyoon memasuki koridor sekolah. Dia sangat cantik, mengenakan kemeja hitam dan celana jins biru. Kulitnya yang putih lembut sangat serasi dengan senyumnya yang cantik. Dia menggerai rambutnya yang hitam panjang dan mengibaskannya, membuatnya semakin cantik. Wanita tersebut adalah Chaehyun Kim, jurnalis remaja imut dari Baruna TV dan teman masa kecil Chaehyun.

Jika dilihat dari pakaiannya, pasti Chaehyun bukan sembarang orang. Ketika memasuki ruang guru, dia memperkenalkan diri kepada Profesor Cattelan.

"Permisi, apakah Anda Profesor Alessandro Cattelan?" tanya Chaehyun.

"Iya, saya sendiri. Anda siapa?" kata Profesor Cattelan.

"Saya Chaehyun Kim dari Baruna TV. Hajat saya adalah untuk bertemu dengan Shin Jiyoon. Apakah saya boleh bertemu dengannya sepulang sekolah?" tanya Chaehyun dengan sopan.

"Boleh-boleh. Jiyoon sekarang sedang belajar matematika dengan Profesor Akerman. Kebetulan sebentar lagi juga waktunya pulang sekolah..." kata Profesor Cattelan.

- Kelas Matematika -

"Jadi kesimpulannya adalah, untuk mencari median suatu data, kita tinggal mengurutkan data dari yang terkecil sampai terbesar, lalu cari nilai tengahnya," kata Profesor Akerman. "Sampai di sini, ada yang mau ditanyakan terlebih dahulu?"

Rasanya sudah cukup jelas Jiyoon dan teman-temannya mendengarkan penjelasan Profesor Akerman.

"Baiklah. Jangan lupa PR-nya dikumpulkan hari Kamis," kata Profesor Akerman.

Tiba-tiba, Profesor Cattelan masuk.

"Permisi, saya ingin bertemu Jiyoon," kata Profesor Cattelan. "Ada sesuatu yang ingin saya sampaikan kepadanya di ruang guru."

"Silahkan, Prof," kata Profesor Akerman. "Jiyoon, kamu dicari Profesor Cattelan."

Jiyoon menurut saja. Kemudian di ruang guru, alangkah terkejutnya ketika dia melihat Chaehyun sedang duduk di ruang guru!

"CHAEHYUN?!" pekik Jiyoon. "Ya ampun, lo apa kabar?"

"Gue baik," kata Chaehyun. "Kayaknya kita udah lama gak ketemu. Lo makin cantik."

"Lo juga, Chae!" kata Jiyoon.

"Jiyoon, ini maksudnya saya mengganti topik esai kamu. Chaehyun ini ditugaskan untuk membuat liputan eksklusif tentang Paradox Pokemon di Paldea. Kamu akan membantu dia, sekalian membuat artikel tentang Paradox Pokemon di sana," kata Profesor Cattelan. "Sebab itulah pihak sekolah mengorbankan topik esai kamu tentang astronomi."

"Dan gue akan ngebantuin lo dalam tugas ini, sekalian kita ketemu Icha, Yoon," kata Chaehyun.

"Siap!" kata Jiyoon.

Ternyata Jiyoon dan Chaehyun lama saling kenal karena mereka satu TK.

"BTW, gue mau ke rumah lo. Gakpapa?" tanya Chaehyun.

"Gakpapa," kata Jiyoon.

"Yuk, naik motor gue," Chaehyun menawarkan tumpangan kepada Jiyoon di atas motor birunya. Mereka memakai helm dan langsung mereka berangkat ke Aleyad, kota tempat tinggal Jiyoon.

Sesampainya di Aleyad...

"Ibu, Jiyoon pulang!" kata Jiyoon dengan ceria.

"Wah, anak ibu yang cantik sudah pulang rupanya," kata Jeanette yang sedang membaca koran sambil minum teh.

Jiyoon mencium tangan Jeanette. Kemudian Jeanette melihat Chaehyun dan berkata, "Wah, saya belum pernah melihat ada wanita secantik ini!"

"Saya Chaehyun, tante, teman masa kecil Jiyoon," kata Chaehyun. "Saya ke sini untuk membantu anak tante mengerjakan artikelnya untuk lomba."

"Bagus!" kata Jeanette.

"Yuk, kita main game di kamar gue," kata Jiyoon kepada Chaehyun.

"Ayuk!" kata Chaehyun.

Jiyoon dan Chaehyun kemudian bermain game di kamar Jiyoon yang lebar. Setelah beberapa menit, mereka lelah. Tiba-tiba, Chaehyun ingin mandi dan memanjakan diri.

"Yoon, boleh gue pinjem kamar mandi lo? Gue mau mandi dan memanjakan diri, nih, capek habis main game, kalah mulu lawan lo," kata Chaehyun.

"Boleh," kata Jiyoon, "tapi jangan lama."

"Oke!" kata Chaehyun.

(musik: Marcus and Martinus - "Unforgettable")

Chaehyun melepas pakaiannya, menggerai rambutnya, dan menyalakan air hangat. Air hangat membuat Chaehyun merasa santai, dan hal pertama yang dia lakukan adalah keramas dan mengoleskan kondisioner ke rambutnya. Setelah mencuci rambutnya, Chaehyun menyabuni tubuhnya dengan Biore Lovely Sakura Scent. Itu adalah sabun favoritnya yang dia bawa dari Baruna dan dia gunakan agar kulitnya tetap cerah, lembut, dan harum. Chaehyun mandi selama 30 menit, dan Jiyoon sampai menunggu lama. Karena bosan menunggu Chaehyun keluar dari kamar mandi, Jiyoon iseng membuka majalah ruang angkasanya.

Tak lama kemudian, Chaehyun muncul di belakang Jiyoon dalam kondisi masih dibalut handuk dan baru keluar dari kamar mandi. Rambutnya basah dan belum dikeringkan.

"Chae, kulit lo putih dan lembut banget sih. Gak kayak gue, yang kulitnya kusam dan kasar, kayak gak terawat," kata Jiyoon sambil menyentuh kulit Chaehyun.

"Kulit lo juga putih banget, kali," kata Chaehyun, yang kemudian mengajak Jiyoon berswafoto.

Malam pun tiba...

Jiyoon, Jeanette, Yeojin, dan Chaehyun makan bersama. Masakan kali ini ikan bakar dan sambal hijau. Mereka makan dengan lahap.

"Chaehyun, selama nanti Jiyoon di Paldea, jagain dia. Tante sudah mengizinkan dia, tapi dia cuman punya waktu tujuh hari, karena lebih dari itu, ada konsekuensinya," kata Jeanette kepada Chaehyun. "Jangan sampe dia diterkam Pokemon liar."

"I will, Tante. Saya juga paham Jiyoon anaknya pekerja keras dan ambisius, kalo udah punya mau dia akan berusaha mewujudkannya saat itu juga," kata Chaehyun.

Jeanette mengangguk setuju.

Jiyoon dan Chaehyun tidur sekamar. Chaehyun menyelimuti tubuh Jiyoon dengan selimut hijau kesayangannya. Kemudian dia tersenyum melihat Jiyoon telah memejamkan mata dan masuk ke alam mimpi.

Keesokan harinya...

Chaehyun ikut dengan Jiyoon ke Asone Academy. Kemudian dia melihat Rony sedang berdebat dengan seorang juru parkir tentang sesuatu. Kemudian Jiyoon dan Chaehyun mengobrol.

"Chae, lo tahu itu siapa?" tanya Jiyoon.

"Siapa?" Chaehyun bertanya balik.

"Itu Rony Parulian, school bully nomor satu di Asone Academy. Dia sering berurusan dengan anak-anak Weeekly di sekolah ini. Entah apa yang bakalan dia lakuin hari ini..." kata Jiyoon. "Kemaren aja permennya Jihan dia banting ke tanah sampe dia nangis."

"Yang bener aja. Gue kenal keluarganya Rony dari lama banget, dari jaman kita SD di Baruna," kata Chaehyun. "Terus dia pindah ke Asone pas SMA."

"Ah, ngapain dibahas sih. Yuk, masuk. Sebentar lagi gue masuk jam pelajaran fisika, Chae," ajak Jiyoon.

"Gue nunggu di luar," kata Chaehyun.

Saat dia memasuki sekolah, Jiyoon mendapati Paul dan Marina sedang berdebat tentang sesuatu. Marina adalah kepala sekolah baru Asone Academy, dan beliau adalah mamanya Jaehee. Beliau menggantikan kakek Jaehee, Daniel, yang sudah meninggal karena terjatuh di kamar mandi 4 bulan yang lalu.

"Bu Kepsek, masak kalo papa saya boleh minum alkohol, saya enggak?" tanya Paul.

"Paul, hanya karena papa kamu minum alkohol, bukan berarti kamu bisa ikut-ikutan dia. Pihak sekolah sudah sering mendapat keluhan kalo kamu sering minum alkohol, sehingga prestasi kamu menurun di sekolah. Saya harap kamu bisa lebih banyak minum air putih, Ul," kata Marina, "seperti adik kamu."

"Siap, Bu. Saya akan mencoba minum air putih..." kata Paul, "mulai tahun depan."

"Bukan tahun depan, Ul. Sekarang," kata Marina.

"Baik, Bu Kepsek. Saya coba," kata Paul dengan rasa bersalah.

Setelah Jiyoon menguping percakapan tersebut, dia langsung masuk kelas. Saat itu dia mendapati sang wakil ketua kelas 3A, Ririka Kishida, sedang termenung sedih. Saat itu pelajaran belum dimulai.

"Rik, lo kenapa?" tanya Jiyoon.

"Gue sedih banget, Yoon," kata Ririka.

"Sedih kenapa?" tanya Jiyoon.

"Sebenarnya... gue udah lama jadi korban abuse dari bokap gue. Gue anak tunggal, dan semenjak nyokap gue meninggal ketika masih berusia 3 tahun, gue cuma tinggal berdua sama bokap. Bokap gue sering banget mukul gue tanpa alasan yang jelas," kata Ririka dengan berlinang air mata.

"And?" tanya Jiyoon.

"Barusan banget gue dipukul lagi sama bokap sebelum berangkat sekolah," kata Ririka. "Makanya gue sering nyembunyiin rasa sakit sampe sekarang."

"Oh, begitu," kata Jiyoon.

"Tapi berkat lo dan para anggota Weeekly yang lain, gue menemukan kembali kebahagiaan yang lama hilang. Makasih udah ada terus buat gue, Yoon," kata Ririka sambil memeluk Jiyoon.

Beberapa saat kemudian...

Monday baru saja keluar dari kamar mandi untuk buang air kecil ketika salah satu gurunya menyuruhnya memindahkan buku paket ke perpustakaan.

"Mon, tolong pindahkan buku-buku ini ke ruang perpus, ya," kata pak guru.

"Siap, Pak," kata Monday.

Ketika Monday sedang berjalan ke perpustakaan, Rony sudah siap dengan target selanjutnya. Paul menatap sahabatnya itu dengan penuh bingung.

"Ron, lo yakin mau ngelakuin ini?" tanya Paul.

"Emang kenapa? Gak boleh?" tanya Rony.

"Kita gak boleh nyakitin cewek. Kasihan Monday kalo lo bikin dia jatuh," kata Paul.

"Who cares?!" Rony pun marah, dan dia langsung melepas ikatan tali sepatu Monday sehingga dia jatuh. Kejadian itu dilihat oleh Soeun yang sedang belajar biologi di kelas 3B. Soeun langsung emosi melihat Monday tersakiti oleh Rony.

"Ron, lu apain Momon?!" bentak Soeun.

"Kagak, gue gak ngapa-ngapain dia," sahut Rony dengan enteng.

"You'll regret this!" marah Soeun, kemudian berkelahi dengan Rony. Kemudian dia menolong Monday yang terjatuh. "Mon, lu gakpapa?" tanya Soeun.

Kejadian itu pun terlihat oleh Chaehyun. Chaehyun langsung menegur Rony.

"Chae, emang gue gak boleh ya usil sama anak-anak Weeekly?" tanya Rony.

"Ya enggak lah, bego. Cowok tuh gak boleh nyakitin cewek. Lo udah berkali-kali berurusan sama anak-anak Weeekly tapi gak kapok-kapok," kata Chaehyun.

"Terus gue harus gimana, Chae?" tanya Rony.

"Lo harus berubah, Ron. Bukan cuman buat diri lo pribadi, tapi juga buat keluarga lo, temen-temen lo, dan orang yang sayang sama lo," kata Chaehyun.

(musik: Fahree feat. Ilkin Dovletov - "Ozunla apar")

Tatapan mata Chaehyun membuat Rony ingin berubah.

Sementara itu di Paldea, saat Isa masih menjalani masa pertukaran...

Isa kembali diganggu Gaeul, yang menyebabkan pacarnya, Gunil, harus turun tangan.

"Gaeul, kamu gak bosen-bosen apa ganggu Icha dan yang lain?" tanya Gunil.

"Biarin. Di sekolah ini, aku yang berkuasa, jadi aku bebas ngapain aja," kata Gaeul.

"Gaeul, jangan mentang-mentang kamu anak kepsek, kamu bisa seenaknya, ya," kata Gunil. "Kalo kamu berulah lagi ke Isa atau yang lain, akan ada konsekuensi," kata Gunil.

Kembali di Asone...

Para anggota Weeekly sedang menyaksikan Jake dan teman-temannya bertanding basket. Chaehyun ikut bersama mereka.

"Yoon, cakep banget cowok lu!" kata Jaehee.

Jiyoon diam saja.

"Jadi selama seminggu ke depan aku gak bisa nemenin kamu terlebih dahulu, Jek," kata Jiyoon.

"Yakin?" tanya Jake.

Jiyoon mengangguk dalam diam.

"Bahkan kalo cuman untuk makan soto juga gak bisa?" tanya Jake lagi.

Jiyoon tetap diam.

"Sebenarnya ada apa sih? Kok kamu jadi kayak menyendiri banget?" tanya Jake.

"Aku cuman berusaha untuk fokus dan ngilangin distorsi, itu aja," kata Jiyoon.

Jake tertegun.

"Iya, iya, aku ngerti kok. Kamu niat ke Paldea pasti mau ketemu Isa," kata Jake yang paham betul niat pacarnya ke Paldea untuk apa.

Jiyoon bergegas mengambil helmnya karena dia akan makan malam dengan Jake di restoran dekat rumahnya sebelum pulang.

"Aku antar kamu pulang, Yoon," kata Jake. "Kamu pasti capek."

Jiyoon dan Jake pun makan malam di sebuah restoran di dekat rumah Jiyoon di Aleyad. Saat malam, mereka bisa melihat seluruh Asone menyala.

"Yoon, suatu hari, kamu akan pulang dan mengumpulkan artikel itu ke Profesor Cattelan serta mendapat anugerah artikel terbaik jadi bisa dapat hadiah ke Paldea," kata Jake.

"Makasih, Jek," kata Jiyoon. "Aku seneng banget deh, punya pacar yang suportif kayak kamu. Aku sayang kamu, Jek."

"Aku juga, Yoon," kata Jake. Kemudian mereka menyanyi dan menyatakan perasaan mereka.

(musik: Electric Fields - "One milkali (One blood)")

"Ingat, apa pun yang terjadi, aku akan selalu dukung kamu, Yoon. Selalu," kata Jake.

"Makasih banget, Jek," kata Jiyoon.

Percakapan mereka dilihat oleh Rony dan Paul.

"Cieee... cieee... pacaran nih ye..." ejek Rony.

"APA-APAAN LO!" teriak Jiyoon, seraya hendak memukul Rony.

"Udah, udah, gak usah diladenin, Yoon. Rony emang orangnya gitu," kata Jake.

Sementara itu, di Paldea...

Isa baru saja selesai mandi ketika ibunya, Anabel Cedar, datang berkunjung ke asrama Naranja Academy bersama suami barunya, Jamal, seseorang yang mengenal orangtuanya jauh sebelum mereka menikah. Tetapi Jamal ini memiliki masalah dengan narkoba dan alkohol, sehingga membuat Isa patah hati.

Isa menuangkan kesedihannya tersebut lewat video call dengan para anggota Weeekly.

"Hah? Jadi itu suami baru nyokap lo, Is?" tanya Soeun.

"Iya, tapi dia punya masalah narkoba dan alkohol! Gue kira dia orang baik, tapi kenapa nyokap gue memilih hidup sama dia?" kata Isa.

"Gimana, Is?" tanya Jaehee.

"Gue gak tahu harus gimana... hidup gue hancur..." Isa pun terisak.

"Emang mereka kapan nikahnya?" tanya Zoa.

"Barusan!" kata Isa.

"Hmmm... ya udah, lo tenangin diri dulu, ntar kita sambung video call-nya kalo lo udah baikan," kata Jiyoon. Ntar kita pasti terbang ke Paldea, kok."

Video call pun diakhiri, dan Isa baru bersiap hendak tidur ketika Jooyeon membuka pintu kamar asrama. Jooyeon memang sering diam-diam ke asrama Naranja Academy setiap malam.

"Cha, boleh kita ngobrol?" tanya Jooyeon.

Isa mengangguk dengan enggan.

Di teras asrama, Isa menceritakan semuanya kepada Jooyeon.

"Cha, gue ngerti perasaan lo. Sebenarnya gue juga punya masalah keluarga..." kata Jooyeon kepada Isa.

"Masalah apa?" tanya Isa.

"Gue lahir dari keluarga broken home. Ortu gue sibuk kerja sehingga jarang pulang. Adik gue, Leeseo, baru-baru ini kecelakaan dan kita gak punya duit buat biaya perawatan dia di rumah sakit. Jadi gue punya mimpi... gue pengen buka restoran bintang lima. Gue mulai belajar masak dari kelas 1 SMA dan gue pengen bikin keluarga bangga," kata Jooyeon.

"Cita-cita lo mulia banget, Juy!" kata Isa.

"Makanya gue butuh bantuan lo. Ada sebuah tanaman yang diyakini bisa melezatkan setiap masakan, namanya Herba Mystica. Bisa ditemukan di pelosok hutan Paldea. Lo mau kan bantu nyariin tanaman itu buat gue?" tanya Jooyeon. "Dengan ini gue bisa mewujudkan mimpi gue sebagai pemilik restoran."

"Apa sih yang gak buat lo?" tanya Isa.

Kemudian Jooyeon mulai menyanyi...

(musik: Iolanda - "Grito")

Sementara itu, di Sitahmar, kampung halaman Rony di Asone...

Rony mendapat video call dari Chaehyun, yang kenal baik dengan keluarganya.

"Ron, gue pengen kasih tahu lo kalo... di balik sikap lo yang tukang bully di sekolah, lo adalah orang yang baik, sayang keluarga, dan mau lindungin adek lo si Rona. Lo ternyata berhati emas," kata Chaehyun di video call.

"Masya Allah, terima kasih, Chae," kata Ron.

"You're a fighter, Ron. I know that," lanjut Chaehyun. Kemudian dia mengeluarkan suara indahnya...

(musik: Tali - "Fighter")

Suara indah Chaehyun membuat Rony ingin merubah sikapnya. Namun meskipun dia mengetahui akibat dari sikap buruknya, dia tetap tidak bisa berhenti berbuat onar. Dia masih hobi mengatai Rona sok dewasa. Terbukti saat Rona menegurnya karena Rony menyetel musik keras-keras.

Bagian 3 merupakan awal dari petualangan Jiyoon dan Chaehyun di Paldea. Stay tuned!

Tabik,
Yudhistira Mahasena

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun