"Paul, hanya karena papa kamu minum alkohol, bukan berarti kamu bisa ikut-ikutan dia. Pihak sekolah sudah sering mendapat keluhan kalo kamu sering minum alkohol, sehingga prestasi kamu menurun di sekolah. Saya harap kamu bisa lebih banyak minum air putih, Ul," kata Marina, "seperti adik kamu."
"Siap, Bu. Saya akan mencoba minum air putih..." kata Paul, "mulai tahun depan."
"Bukan tahun depan, Ul. Sekarang," kata Marina.
"Baik, Bu Kepsek. Saya coba," kata Paul dengan rasa bersalah.
Setelah Jiyoon menguping percakapan tersebut, dia langsung masuk kelas. Saat itu dia mendapati sang wakil ketua kelas 3A, Ririka Kishida, sedang termenung sedih. Saat itu pelajaran belum dimulai.
"Rik, lo kenapa?" tanya Jiyoon.
"Gue sedih banget, Yoon," kata Ririka.
"Sedih kenapa?" tanya Jiyoon.
"Sebenarnya... gue udah lama jadi korban abuse dari bokap gue. Gue anak tunggal, dan semenjak nyokap gue meninggal ketika masih berusia 3 tahun, gue cuma tinggal berdua sama bokap. Bokap gue sering banget mukul gue tanpa alasan yang jelas," kata Ririka dengan berlinang air mata.
"And?" tanya Jiyoon.
"Barusan banget gue dipukul lagi sama bokap sebelum berangkat sekolah," kata Ririka. "Makanya gue sering nyembunyiin rasa sakit sampe sekarang."