"Kamu tau siapa saya? Saya adalah istri dari Pak Wira tukang kebun di rumah ini, dulu sebelum Wisnu kaya seperti ini saya dan Pak Wira yang mengangkat Wisnu menjadi anak angkat kami, tapi pada akhirnya kebaikan kami dibalas untuk menjadi tumbalnya, kamu lihat tangan dan kaki yang bergelantung dilangit-langit itu? Itu adalah sebagian tubuh suami saya, sebagiannya sudah dimakan, termasuk sarapan pagi tadi sebuah Steak daging manusia!"
"HiHiHiHi... Dan setan setan kecil yang berlari dihalaman bekakang ini, adalah anak-anak Jin dari tempat Wisnu bersunggih di dekat kaki gunung ceremai"
Wanita berbaju coklat itu, kembali menangis, suara tangisannya seakan memekakan telinga, aku menundukkan pandanganku, tak berani aku menatap ke wajahnya yang hancur, aku mencoba melawan diriku sendiri agar aku bisa bergerak, dan keluar dari ruangan itu, sayup-sayup kembali terdengar adzan magrib, dan tiba-tiba badanku mulai bisa digerakkan, aku mencoba untuk tenang, aku mengikuti suara adzan magrib yang berkumandang dalam hati, dan seketika aku bisa membalikkan badanku, kumatikan lampu ruangan itu, kututup kembali pintu rumah kecil itu, aku terus mengikuti suara adzan yang berkumandang dari musola yang pernah aku lihat sebelum aku memasuki gerbang rumah wisnu.
"Allohu akbar, Allohu akbar, Laa Ilaaha Illallahu"
Aku berlari dengan gontai, menuju garasi mobil, saat ini yang ada di pikiranku hanya satu, bagaimana aku bisa menyelamatkan diri. Ketika sampai di garasi aku tidak menemukan mobilku terparkir di sana, dan tidak berapa lama aku melihat gerbang besar itu terbuka, mobilku masuk menuju garasi, aku segera berlari ke kamar tempat dimana tadi aku siuman, rupanya Wisnu sengaja memakai mobilku agar aku tidak bisa pergi. Aku mencoba pasrah-sepasrahnya.
______________________
"Rend, Rendra.. "
Suara Wisnu kini berteriak memanggil namaku, aku masih terus berzikir memohon pertolongan ke pada Alloh SWT.
"Tok.. Tok.. Tok.. "
Wisnu mengetuk kamarku, sialnya HP akupun tidak ada, aku ingin mengabarkan kepada keluarga dan beberapa temanku, jika sampai aku tak di temukan, maka aku telah membusuk di rumah ini. Lagi dan lagi aku hanya bisa pasrah.
"Iya sebentar Nu, aku baru selesai sholat magrib?"