Wisnu berteriak ke arahku.
"Acar musik ini, gue yang ngadain Bro!"
Aku kembali berteriak, sorakan penonton menyaksikan beberapa Band ternama ibu kota terdengar sangat antusias, mereka bernyanyi bersama.
"Wih jadi lo sekarang jadi promotor musik nih?"
Wisnu kembali menepuk bahuku.
"lagi coba-coba aja Bro, Lo sendiri ngapain disini?"
Aku bertanya pada Wisnu, hampir sepuluh tahun lebih aku tidak bertemu dengannya, seingatku ketika naik kelas dua SMP Wisnu tidak lagi melanjutkan sekolahnya, karena saat itu ayahnya yang hanya seorang tukang jahit keliling, sakit parah dan tidak lama meninggal dunia, dengar kabar terakhir Ibunya Wisnu yang bekerja sebagai buruh cuci di perumahan tempat aku tinggal tidak sanggup membiayai sekolah Wisnu.
"Gue udah hampir 10 tahun tinggal di kota ini Bro, main-mainlah kerumah gue!"
Tidak berapa lama kami saling bertukar Nomer telepon, lalu Wisnu pergi pamit, aku melihat dia melajukan motor besarnya, mungkin kalau tadi Wisnu tidak menyapa terlebih dahulu sulit rasanya aku untuk mengenali wajahnya, penampilannya terlihat sangat jauh berbeda, pakaian yang dikenakanpun seperti barang mahal semua.
"Hebat Wisnu, sukses sekali rupanya dia!"
Aku bergumam dalam hati, teringat kenangan saat di sekolah dulu, dimana aku pernah melihat Wisnu lemas seperti tidak bersemangat, aku menghampiri dan bertanya, rupanya dia belum sarapan dari rumah, dan tidak diberikan uang saku, aku ajak dia ke kantin jam istirahat aku suruh makan apa yang dia mau, Wisnu seperti kalap, semua gorengan dikantin habis dimakan olehnya.