_____________________
Setiba di sebuah kafe yang tidak asing bagiku, tiba-tiba saja badanku seperti lemas jantungku berdegub lebih kencang.
Di kafe inilah pertama kalinya aku bertemu dengan Feri, kafe yang menyajikan aneka ragam kopi dengan penataan interior yang sangat membuat nyaman.
"Mitha hayuk turun ngapain lo ngelamun aja ? "
Suara Ema mengagetkan lamunanku, lalu membuka pintu mobil Emapun berjalan
"Mit ya ampun dia masih bengong aja, hayuk turun kenapa sih ?"
Raut wajah Ema sedikit jengkel melihat aku yang masih melamun di kursi jok depan mobil yang Ema bawa.
"Gue gak siap Ma, gue gak mau Feri berfikir seolah-olah gue mengejar dia, seolah-olah gue memaksakan perasaan dia "
Hampir saja air mataku berurai
Ema kembali masuk ke mobil dan menutup pintu.
"Mit, gak ada salahnya kita mencari kepastian, kita perempuan hanya butuh kepastian"