Mohon tunggu...
Yoyo
Yoyo Mohon Tunggu... Buruh - Lorem ipsum dan lain-lain seperti seharusnya

Tour leader. Pengamat buku, kutu buku, penggila buku dan segala hal yang berbau buku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Papa Koma (Lanjutan)

2 Februari 2018   02:12 Diperbarui: 2 Februari 2018   02:45 1027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kenapa, Pa? Apa yang sakit?" tanya saya cemas.

"Coba kamu angkat baki ini dari dada Papa."

"Baki apa, Pa?" tanya saya keheranan karena tidak melihat ada baki di dadanya.

"Ini baki bekas makanan tadi. Lama-lama membuat dada Papa sesak."

Saya memegang dada Papa lalu berkata, "Lihat tangan Yoyo, Pa. Tangan Yoyo ada di dada Papa dan tidak ada baki di sini."

Papa melongok ke arah dadanya lalu mengeluh, "Ah, Papa udah mulai ngaco nih."

Saya tambah khawatir pada keadaan Papa. Dengan hati tak keruan, saya menyelimuti tubuhnya. Setelah yakin dia tertidur lelap, saya beranjak kembali ke sofa untuk "mendengarkan" Sydney Sheldon bercerita.

Baru membaca dua halaman, Papa sudah terbangun lagi.

"Yoyo."

"Ya, Pa?"

"Kalau Pak Liem datang lagi, bilang padanya bahwa Papa mau berobat ke Amerika. Papa mau sembuh. Papa nggak mau sakit."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun