"Kenapa, Pa? Apa yang sakit?" tanya saya cemas.
"Coba kamu angkat baki ini dari dada Papa."
"Baki apa, Pa?" tanya saya keheranan karena tidak melihat ada baki di dadanya.
"Ini baki bekas makanan tadi. Lama-lama membuat dada Papa sesak."
Saya memegang dada Papa lalu berkata, "Lihat tangan Yoyo, Pa. Tangan Yoyo ada di dada Papa dan tidak ada baki di sini."
Papa melongok ke arah dadanya lalu mengeluh, "Ah, Papa udah mulai ngaco nih."
Saya tambah khawatir pada keadaan Papa. Dengan hati tak keruan, saya menyelimuti tubuhnya. Setelah yakin dia tertidur lelap, saya beranjak kembali ke sofa untuk "mendengarkan" Sydney Sheldon bercerita.
Baru membaca dua halaman, Papa sudah terbangun lagi.
"Yoyo."
"Ya, Pa?"
"Kalau Pak Liem datang lagi, bilang padanya bahwa Papa mau berobat ke Amerika. Papa mau sembuh. Papa nggak mau sakit."