Mohon tunggu...
Yoyo
Yoyo Mohon Tunggu... Buruh - Lorem ipsum dan lain-lain seperti seharusnya

Tour leader. Pengamat buku, kutu buku, penggila buku dan segala hal yang berbau buku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Papa Koma (Lanjutan)

2 Februari 2018   02:12 Diperbarui: 2 Februari 2018   02:45 1027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Papa juga sudah nelpon dia dan suaminya. Papa sudah mengucapkan terima kasih secara langsung pada mereka atas kebaikannya terhadap kamu," kata Papa meneruskan kalimatnya.

Saya menghela napas panjang dengan perasaan masih tak keruan rasa.

"Dan sejak kamu pulang ke rumah, Papa selalu mendoakan keduanya setiap hari."

Saya terharu bukan main. Saya letakkan sendok dan garpu lalu mencium Papa dengan sepenuh jiwa, "Terima kasih, Papa. Yoyo waktu itu takut sekali kalau Papa marah."

"Buat apa Papa marah. Hidup itu cuma sebentar. Minimal sekali dalam hidup, kita perlu membuat sebuah keputusan yang penting. Mungkin keputusan kita salah tapi selalu ada hikmah yang bisa kita ambil dari keputusan yang sudah kita buat," kata Papa lagi.

Sejenak saya terdiam berusaha mencerna omongan Papa lebih jauh. Lalu saya bertanya lagi, "Tapi kenapa semua orang yang Papa doakan datang membesuk sementara Cindy tidak?"

"Hehehehe.... " Papa tertawa lirih sebelum melanjutkan, "Kalau kita mendoakan orang, kita tentu berharap semoga hal-hal baik terjadi pada orang itu. Iya, kan?"

"Iya, betul."

"Kalau kita berdoa dengan harapan agar orang itu melakukan sesuatu untuk kita, maka doa itu pamrih. Berdoa dengan pamrih sama saja dengan mendoakan diri sendiri. Bukan mendoakan orang lain," katanya.

"Iya, Pa." jawab saya sambil mengangguk setuju.

Sejenak kami terdiam sampai akhirnya Papa memanggil saya lagi, "Yoyo."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun